Setelah Berpuluh-puluh Tahun Krisis Air Bersih, Warga Desa Cicayur Tonggoh Akhirnya Melakukan Pengeboran Sumur

Setelah Berpuluh-puluh Tahun Krisis Air Bersih, Warga Desa Cicayur Tonggoh Akhirnya Melakukan Pengeboran Sumur

Garut, Aktual News - Setelah berpuluh-puluh tahun krisis air bersih, warga desa Cicayur Tonggoh, kecamatan Cigedug Kabupaten Garut, akhirnya bisa melakukan pengeboran sumur, dari terobosan Gerakan Yayasan lembaga kesejahteraan sosial (LKS) Al-Hikmah, untuk kemaslahatan khususnya lingkungan yayasan, umumnya untuk seluruh anggota masyarakat setempat. Pengeboran ini merupakan pengeboran air yang kedua kalinya, setelah sempat dilakukan sebelumnya oleh pemerintahan setempat, sedalam 70 meter, namun terkendala. Diketahui, pengeboran ini mencapai kedalaman 80 meter, dan kurang lebih membutuhkan waktu penyelesaian sekitar satu bulan. Penggalangan dana untuk pengeboran itu sendiri adalah dari donator ibu haji widjayanti yang merupakan mantan Direktur RSUD garut. “kebetulan waktu itu saya sebagai alumni SMA 3 Bandung sedang ingin melakukan syukuran, kebetulan kami melihat iklan di media sosial, bahwa LKS Al-hikmah yang merupakan rumah yatim dan duafa tengah membutuhkan donator untuk proses pengeboran air bersih. Jadi, kami yang memang sedang ingin melakukan bakti sosial akhirnya memutuskan untuk menyalurkan maksud kamu lewat program ini, “ ungkap HJ widyanti yang Ketika itu sedang betrkunjung di lokasi pengeboran. “saya melihat waktu itu begitu banyak santri disini. Kemudian saya rasa, akan sangat bermanfaat sekali pegeboran air bersih ini, baik bagi Yayasan, maupun untuk masyarakat sekitar, “ lanjutnya. Begitu besar antusias masyarakat untuk ikut berpastisispasi dalam pelaksaan kegiataan nya. Meski demikian, aparat desa hanya bisa memberikan dukungan secara material semacam alat-alat pengeboran, hal ini karena memang pengeboran tersebut belum disebar luaskan. Bagi masyarakat desa Cicayur sendiri, air bersih begitu penting, baik untuk minum ataupun untuk kebersihan sehari hari. Biasanya, untuk mendapatkan air bersih, masyarakat perlu menempuh jarak paling jauh sampai 3 km dari pemukiman. Biasanya mereka menggunakan mobil pick up, juga kendaraan bermotor. Sementara untuk penduduk yang memang bertempat tinggal sekitar sumber air, mereka biasanya menggunakan diligen.[Red/Akt-45/Dristy Aulia] Aktual News

Sumber: