Tangerang Memanggil: Menolak Segala Bentuk Ketidakadilan
Tangerang, Aktual News-Atas dasar apa pun, pemagaran akses tidak dibenarkan akal sehat. Terlebih ada kehidupan di dalamnya. Penutupan merupakan tindakan tanpa nurani. Pelakunya harus dilawan. Lantaran tidak masuk logika. Pemerintah dibentuk untuk memberi ruang dan jalan bagi keberlangsungan masa depan rakyat. Mempermudah pemenuhan hajat hidup orang banyak. Melancarkan yang tersumbat. Mempermudah yang sulit. Menolong yang lemah. Bukan sebaliknya. Membuat rakyat menderita. Mati perlahan karena keberpihakan yang keliru. Satu individu warga harus dihargai lebih besar dari sekadar gepokan uang. Rakyat tidak bisa disandingkan dengan keuntungan. Saat ada dua pilihan: keuntungan atau keberpihakan, maka pemerintah wajib memilih yang terakhir. Bukan lantas pragmatis. Melulu soal uang. Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang hadir oleh pajak dan retribusi. Berjalan karena hasil kumpulan keringat banyak orang. Sangat tidak pantas jika berpihak pada bukan kepentingan rakyat. Mereka tidak boleh melulu meraup untung. Sementara puluhan orang terancam buntung. Perusahaan Umum Daerah tidak dipersoalkan meraup banyak cuan. Karena memang dibentuk untuk itu. Namun, menjadi masalah jika menari di atas penderitaan rakyat kecil. Menutup akses banyak orang demi lancarnya bisnis semata. Pasar Niaga Kerta Rahardja harus berpegang teguh pada hajat hidup orang banyak. Fungsi bisnis dijalankan, tapi tidak juga 'membunuh' pihak lain. Tidak boleh bertindak lantaran ada kesepakatan. Jangan juga menjadi jongos segelintir kepentingan pemodal. Penolakan akses jalan ke luar Pasar Cisoka lama menggema. Suaranya sampai peloksok Tangerang. Bahkan Banten. Publik berharap itu tidak dilakukan. Karena tidak ada alasan kuat penutupan tersebut. Banyak dampak negatifnya. Jika terus dilanjutkan, ini menjadi preseden buruk, baik bagi Tangerang maupun Ahmed Zaki Iskandar selaku pimpinan tertingginya. Ada banyak warga menjerit. Akses usahanya tertutup. Dilakukan oleh kekuasaan. Sedangkan urgensinya tidak terlihat. Hanya semata keuntungan. Melulu mengenai untung-rugi. Aliansi Mahasiswa Anti Penindasan dan Pemagaran Terhadap Usaha Rakyat (ANTI PAGAR) melihat pemerintah daerah gegabah. Melakukan penutupan akses yang bertentangan dengan akal sehat. Padahal harusnya negara hadir memberi akses sebesar-besarnya bagi warga. Bukan malah menutup. ANTI PAGAR merasa terpanggil untuk turut andil melawan tirani kekuasaan. Meminta Bupati Tangerang segera membatalkan rencana konyol tersebut. Sebelum semuanya menjadi isu besar. Bahwa di Tangerang ada warga yang bangkrut oleh kebijakan pemerintah daerah. Advokasi akan terus kami lakukan. Ini panggilan nurani, bentuk pengabdian mahasiswa, membantu rakyat melawan kebijakan tidak pro poor. ANTI PAGAR akan mendampingi sampai persoalan ini selesai: Tanpa pemagaran. Jika persoalan ini dimenangkan mereka. Pemagaran tetap berlanjut, ini akan menajdi cikal bakal, pemerintah daerah semena-mena bertindak. Bisa jadi ke depan akan ada kesewenang-wenangan. Dengan alasan yang juga tidak masuk akal. Jika perjuangan ini gagal, tidak tertutup kemungkinan, esok atau lusa kita yang akan menajdi korban selanjutnya. Ditutup akses dengan alasan ini dan itu. Seolah sudah ada kesepakatan. Padahal nyatanya jelas, melawan dan bertentangan dengan akal sehat. Atas dasar itu, selaku kaum terdidik, kami akan terus berjuang sampai berhasil. Karena kalau tidak, rakyat akan terus melarat. Dan pemerintah daerah akan terus semakin tidak menghormati akal sehat. [ Red/Akt-01 ] Aktual News Salam Pergerakan! Hidup Rakyat! ANTI PAGAR ( Aliansi Mahasiswa Tangerang Anti Penindasan dan Pemagaran Terhadap Usaha Rakyat ) #tolakpemagaran #lawanketidakadilan
Sumber: