Sabtu 25-04-2020,21:21 WIB
Jakarta, Aktual News-Secara nasional kita masih harus menyaksikan jumlah pasien yang terungkap sudah positif terinveksi covid-19 alias virus corona terus bertambah dari hari ke hari. Jika pada hari Rabu (22/4) jumlahnya tercatat 7.418 jiwa susul Kamis (23/4) naik sebanyak 357 orang atau 4,81% menjadi 7.775 jiwa, kemudian kemarin hari Jumat (24/4) susul bertambah 436 orang atau 5,61% menjadi 8.211 jiwa, sedangkan datang pada hari ini Sabtu (25/4) kembali terjadi kenaikan sebanyak 396 orang 5,09% sehingga jumlah total pasien positif naik menjadi 8.607 jiwa.
Seperti diungkapkan oleh Juru Bicara Pemerintah, Dr Ahmad Yurianto, dalam keterangannya siang tadi hari Sabtu (25/4) di Graha BNPB Jln Raya Pramuka Jakarta, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif bertambah 396 menjadi 8.607 orang, sedangkan yang sembuh bertambah 40 menjadi 720 orang dan pasien yang meninggal dunia naik 31 menjadi 1.042 orang.
Menjelang usai memberikan keterangan tentang jumlah pasien yang terkonfirmasi positif serta yang sembuh dan meninggal dunia, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Kementerian Kesehatan RI ini juga masih sempat menyampaikan himbauannya, “tolong tetap tinggal di rumah. Karena kita tidak pernah tahu siapa orang di luar rumah yang membawa virus”.
Akan halnya di DKI Jakarta, jumlah pasien yang terkonfirmasi positif terinfeksi berdasarkan data yang diakses dari laman website
www.corona.jakarta.go.id milik Pem-Prov per hari ini Sabtu (25/4) adalah 3.681 orang atau mengalami kenaikan sebanyak 76 orang atau 2,11% dibanding jumlah total kemarin hari Jumat (24/4) sebanyak 3.605 orang. Bersamaan dengan itu, jumlah pasien yang berhasil sembuh atau disembuhkan bertambah 9 orang sehingga menjadi 336 orang atau 9,13 % dari jumlah pasien positif hari ini Sabtu (25/4), sebaliknya yang meninggal pun ikut mengalami kenaikan sebanyak 19 orang sehingga totalnya menjadi 350 orang atau 9,51%.
Memperhatikan pergerakan jumlah pasien yang terkonfirmasi positif pada tiap hari khusus antara DKI Jakarta dibandingkan dengan skala penyebarannya secara nasional, secara berturut-turut selama 7 hari atau seminggu terakhir mulai hari Minggu (19/4) sampai hari ini Sabtu (25/4), ternyata terus mengalami penurunan. Jika pada hari Minggu (19/4) angka nasional mencapai 6.575 orang saat itu DKI Jakarta sebanyak 3.033 orang atau 46,13%, kemudian hari Senin (20/4) total se-Indonesia 6.760 orang DKI Jakarta 3.112 orang atau 46,04% datang pada hari Selasa (21/4) pasien positif secara nasional 7.135 orang DKI Jakarta 3.279 orang atau 45,96% kemudian hari Rabu (22/4) se-Indonesia mencapai 7.418 di DKI Jakarta 3.399 atau 45,82% dan hari Kamis (23/4) angka nasional sebesar 7.775 orang DKI Jakarta 3.517 orang atau 45,23% selanjutnya kemarin hari Jumat (24/4) total nasional sebanyak 8.211 orang di DKI Jakarta 3.605 atau 43,90% hingga terakhir hari ini Sabtu (25/4) secara nasional sudah mencapai jumlah 8.607 orang di DKI Jakarta 3.681 orang atau 42,77%.
Konfigurasi pergeseran nilai perbandingan jumlah pasien positif DKI Jakarta dengan angka total nasional yang menurun secara berturut-turut tiap hari sampai 1 (satu) minggu lamanya ini tidak pernah terjadi sepanjang sejarah masuknya virus berbahaya ini di Indonesia sejak hari Minggu (2/2) lalu ketika untuk pertama kalinya Presiden Jokowi mengumumkan ke-2 pasien yang mula-mula terbukti terinfeksi. Kecuali sebaliknya selama 4 (empat) hari berturut-turut mulai hari Sabtu (4/4) sampai Selasa (7/4) angka pasien yang positif terinfeksi di DKI Jakarta dibanding angka nasional rata-rata di atas 50%.
Ketika fenomena ini ditanyakan pada Rizal Dharmawan Francis, Peneliti-Muda pada “Jakarta Leke-Daholo Institute” atau “Jaleda Institute” di Petojo-Utara Gambir Jakarta, dikatakan, hal ini mengindikasikan 2 kemungkinan, yaitu penerapan PSBB di ibukota mulai menunjukan hasil walau pun baru berangsur-angsur dan arus penyebarannya di daerah mulai mengalami peningkatan.
Menjawab pertanyaan media ini, dia mengatakan : “Kalau melihat fenomena itu kita tidak bisa menafikan ada kemungkinan penerapan PSBB di Jakarta yang bermula 10 April lalu berangsur-angsur mulai menunjukan hasilnya, tetapi ini juga mengisyaratkan intensitas penyebaran virus ini di daerah-daerah pelan tapi pasti sudah mulai mengalami peningkatan seiring dengan penerapan PSBB di Jakarta”.
Oleh karena intensitas penyebaran virus berbahaya ini ke luar DKI Jakarta mulai meningkat lagi pula PSBB masih diperpanjang sampai bulan Mei 2020 yang akan datang bahkan konon diiringi pengetatan yang dioptimalkan, maka menurut dia, Pemerintah sudah waktunya mengintensifkan perhatian ke daerah-daerah. Kabupaten/Kota yang belum tersentuh wabah ini harus disekat secara ketat diiringi sosialisasi seluas-luasnya oleh Pemerintah Daerah dan distribusi sarana-sarana utama serta obat-obatan secara merata setidak-tidaknya sampai RSUD di setiap ibukota Kabupaten/Kota oleh Pemerintah Pusat. “Idealnya, bukan saja alat Rapid-Test Biozek Covid-19 melainkan juga Rapid-Test Polymerace Chain Reaction atau PCR bisa disiapkan Pemerintah melalui alokasi APBN sampai ke semua RSUD di setiap ibukota kabupaten/kota”, demikian tandas dia mengakhiri pembicaraan. [ Red/Akt-13 ]
Foto : Rizal Dharmawan Francis