Teknologi Pendidikan Yang Mendukung PAK Nadiem Untuk Misi Daerah 3T

Teknologi Pendidikan Yang Mendukung PAK Nadiem Untuk Misi Daerah 3T

Jakarta, Aktual News-Banyak persepsi muncul saat Nadiem Makarim terpilih menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 2019-2024. Nama yang menggema seiring berkembangnya teknologi ojek online GOJEK yang mampu memberikan jutaan lapangan kerja berbasis aplikasi. Ia menjadi contoh bagi generasi millennial tentang bagaimana membaca dan memanfaatkan peluang dengan sentuhan teknologi. Menjadi tantangan cukup serius untuk beliau terjun ke dunia birokrasi pendidikan dengan berbagai permasalahan yang sudah ada jauh sebelum beliau menjabat. Seluruh Indonesia menunggu terobosan-terobosan signifikan, tidak hanya di daerah metropolitan, namun juga daerah yang menjadi fokus utama masalah pendidikan yaitu daerah tertinggal, terdepan dan terluar atau yang dikenal dengan istilah 3T. Menyoal daerah 3T tentu tidak mudah bagi seorang Nadiem Makarim menyelesaikannya hanya dalam waktu 5 tahun saja. Kendatipun demikian beliau tidak bisa dianggap remeh. “Saya ingin titip manfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang merata dan efisien, Pak Mendikbud tolong dilihat betul negara kita bukan hanya Jakarta, bukan hanya Jawa” papar Pak Jokowi kepada Pak Nadiem pada rapat Penyampaian Program dan Kegiatan di Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di kantor Presiden pada Kamis, 31 Oktober 2019. Pemanfaatan teknologi pendidikan atau edutech menjadi salah satu terobosan yang di gadang-gadang pada era ini. Teknologi seperti apa yang mampu menjangkau ke seluruh daerah di tanah air, termasuk daerah 3T tersebut? Mengingat infrastruktur daerah 3T yang masih jauh dari kata layak. Jangankan jaringan internet, akses jalan pun masih sering kita temui berita tentang anak sekolah atau guru pengajar yang harus menempuh hutan atau menyeberangi sungai tanpa fasilitas jembatan yang memadai, atau belum lagi bangunan sekolah yang hampir ambruk. Bagaimana hal-hal yang demikian masih terus terjadi sementara pemerintah telah menganggarkan dana pendidikan sebesar 492,5 T atau 20% dari belanja APBN. Atau mungkin ada kesalahan pembelanjaan seperti anggaran lem aibon untuk sekolah yang terjadi di DKI Jakarta belum lama ini. Pak Nadiem memegang penuh kendali atas masa depan pendidikan di Indonesia, meskipun tidak dipungkiri bahwa gagasan perubahan yang ia bawa tidak mudah diterima oleh birokrat yang sudah terbiasa dan nyaman oleh kebudayaan lama. Waktu yang akan menjawab dalam 5 tahun ke depan. Adakah teknologi yang dikembangkan untuk daerah 3T? Artinya teknologi yang berjalan lancar meskipun tanpa jaringan internet dan dapat didistribusikan dengan mudah. Hanya ada satu solusi yang terbukti,  yaitu Kios Pintar Assistant Teaching Machine atau KIPIN ATM telah digunakan oleh ratusan sekolah-sekolah di daerah 3T sebagai alat dan media pembelajaran yang menyediakan materi belajar lengkap berupa buku kurikulum pemerintah, video pelajaran, paket tryout dan komik literasi untuk tingkat SD, SMP, SMA dan SMK. Yang unik dari KIPIN ATM adalah karena Kipin dapat digunakan secara offline tanpa internet. Kipin juga dilengkapi dengan fitur wifi Edu-spot yang mana siswa dan guru dapat mengunduh konten secara cepat dan gratis - tanpa memerlukan internet quota. Ini berkesinambungan dan selaras dengan program pengadaan device tablet oleh pemerintah kepada sekolah-sekolah daerah 3T. Apa yang terjadi apabila sekolah hanya mendapat device tanpa konten?, sementara jaringan internet tidak tersedia di daerah tersebut? Maka tidak begitu berguna bukan, karena streaming belajar yang marak saat ini seperti bimbel online tentu saja tak dapat dinikmati oleh marginalized students di daerah 3T karena tidak tersedianya akses internet dan biaya yang mahal. [ Red/Akt-01 ] Aktual News   Untuk informasi lanjut silakan mengunjungi laman http://kipin.id/  

Sumber: