Rakyat Pati Melawan, Bukti Bahwa Pramoedya Ananta Toer Benar

Rakyat Pati Melawan, Bukti Bahwa Pramoedya Ananta Toer Benar

Para demonstran tuntut Bupati Pati mundur/CNBC--

Jakarta, AktualNews- Fenomena rakyat Pati melawan adalah cerminan protes yang pernah ditulis Pramoedya Ananta Toer dalam tetralogi Bumi Manusia (1980-an).

Dalam Tetralogi Buru, khususnya dalam "Bumi Manusia", Pramoedya Ananta Toer memang mengangkat isu tentang penjajahan dan ketidakadilan, termasuk bagaimana bangsa sendiri, dalam hal ini orang Jawa, bisa juga bersikap kejam terhadap bangsanya sendiri. Pertanyaan "Minke, kau kira Jawa tidak lebih kejam dari kami bila menjajah bangsanya sendiri?" menyoroti potensi konflik internal dalam masyarakat terjajah, di mana kelompok yang memiliki kekuasaan atau akses lebih (seperti priyayi Jawa) bisa saja bertindak menindas kelompok yang lebih lemah, meskipun sama-sama pribumi. 

BACA JUGA:Bupati Bogor Rudy Susmanto Semarakkan HUT RI ke-80 di Kecamatan Cijeruk

Penjelasan lebih lanjut:

Konflik Internal:

Pramoedya tidak hanya menyoroti konflik antara pribumi dan penjajah Belanda, tetapi juga konflik internal dalam masyarakat Indonesia sendiri. "Bumi Manusia" menggambarkan bagaimana struktur sosial dan hierarki kekuasaan pada masa itu menciptakan ketidakadilan, bahkan di antara sesama pribumi.

Kritik terhadap Elite:

Novel ini mengkritik elite pribumi yang cenderung meniru cara berpikir dan bertindak seperti penjajah, bahkan terkadang lebih kejam dalam menindas rakyat kecil.

Nasionalisme dan Kemanusiaan:

Pramoedya melalui karyanya mendorong munculnya kesadaran nasionalisme dan pentingnya kemanusiaan. Ia ingin menunjukkan bahwa kemerdekaan sejati tidak hanya terbebas dari penjajah asing, tetapi juga dari penindasan di dalam negeri.

Pesan Moral:

Pertanyaan tersebut juga mengandung pesan moral tentang pentingnya kesadaran diri, introspeksi, dan keadilan. Tidak ada kelompok yang boleh merasa superior dan berhak menindas kelompok lain, bahkan dalam konteks penjajahan sekalipun.

"Apa yang terjadi di Pati akan membangkitkan letupan perlawanan dimanapun. Tidakkah saja di daerah lain akan melakukan protes yang sama? Hal ini belum terjadi di Cirebon yang konon PBB naik menjadi 1000 persen. Ini akibat korupsi APBN dilakukan oleh rezim terdahulu dan Prabowo terkenai imbasnya?" Tanya Sekjen Koalisi Pembela Konstitusi dan Kebenaran (KP-K&K) Suta Widhya, S.H. jumat (15/8)pagi di Surabaya.

Suta memprediksi Prabowo paham dengan peninggalan Jokowi yang menjadi beban kerja dirinya. Terlihat dengan persiapan memperbesar kekuatan militer dalam negeri untuk mengantisipasi terjadi gejolak yang tidak diinginkan nantinya.

Share
Berita Lainnya