Tulisan Ini Dapat Menginspirasi

Tulisan Ini Dapat Menginspirasi

--

Jakarta, AktualNews -Sebelumnya, kita dengan bangga memasuki era 4G. Mengembangkan startup e-commerce marketplace yang menjual berbagai produk, mulai dari barang hingga layanan pinjaman online (pinjol), serta game hingga judi online (judol). Ramai pokoknya. Tak sedikit dana pasar modal yang masuk ke perusahaan semacam ini. Dana dari bank dan venture capital juga mengalir ke sini. Semua itu adalah rente, non tradable.

Apa hasilnya? Jika sebelumnya belanja offline terkena dampak akibat olshop (online shop), kini olshop pun mengalami penurunan omzet. Bahkan, ojek online (ojol) ikut terkena dampaknya. Orang terjebak dalam pinjol dan judol. Apa penyebabnya? Karena sektor riil atau sektor produksi terabaikan. Sebagian besar barang di marketplace adalah barang impor.

BACA JUGA:Merangkul Kaum Muda Untuk mendengar Aspirasi Mereka

Padahal, sumber penghasilan utama adalah sektor riil. Dari sektor riil, orang bisa bekerja dan memiliki penghasilan. Apa gunanya memiliki berbagai marketplace dengan teknologi canggih jika pada akhirnya orang tidak mampu belanja karena sektor riil tidak berjalan, bahkan merosot.

Saya ambil contoh sederhana, apa itu sektor riil? Kita punya nikel. Ferro dilapisi nikel. Itu bahan baku untuk pabrik jarum dan peniti. Saat ini, 90% jarum suntik kita impor. Peniti 90% masih impor.

Nah, mengapa pemerintah tidak membuka peluang produksi peniti dan jarum? Setidaknya, diberlakukan Domestic Market Obligation (DMO) bagi nikel. Jangan semua diekspor. Sehingga membuka peluang usaha dalam negeri dan menyerap angkatan kerja. Apalagi, pabrik peniti dan jarum itu bisa dijalankan oleh UKM.

Contoh lain, daun pisang bisa diolah menjadi kemasan ramah lingkungan. Pasarnya luas, terutama di negara maju. Atau jika diolah lebih canggih, bisa menjadi bahan kosmetik dengan nilai tambah yang tinggi. Indonesia kaya akan Sumber Daya Alam (SDA).

BACA JUGA:Lebih Baik Perhatikan Kondisi Lift Dibanding Proyek Lain Yang Tidak Substansial

Kemana pun mata memandang, itu semua adalah uang yang tercecer. Masalahnya, apakah pemerintah mau menggerakkan sektor riil? Naif jika selalu bicara di belakang meja tentang kenaikan pajak, sementara sumber pendapatan rakyat tidak dibenahi. Dan jika ada masalah, selalu bansos (bantuan sosial) solusinya.***

 

 

 

 

Sumber: