Gerimis Pagi di Bulan Juli
--
Puisi-puisi UG DANI
Sinta
Kamu hadir mengisi hidup
disaat hatiku sedang rapuh...
Aku tak tahu harus berbuat apa
Kerena senyummu membuat hatiku terkoyak.
Bogor, 21 Juli 2024.
Dalam kebisuanku
Di dalam diamku
Ingin kusampaikan padamu
lewat malam kala hati terbalut sunyi.
Kan kutanyakan pada dedaunan yang tertiup angin malam
tentang rasa sepi saat aku terdiam.
Tetapi aku baru tersadar
dalam diamku kutemukan senyummu yang membuat hatiku rapuh.
Karena aku tahu,
aku tak dapat melukiskan sisa bayangmu yang pekat di kegelapan malam.
Sudahlah.
Jakarta, 21 Juli 2024.
Sebelum Aku Tidur
Sebelum aku tutup mata ini
kuhapus kenangan itu
agar aku tak lagi berharap
Sebentar saja
aku habiskan kopi ini
agar aku bisa lelap tertidur
tanpa mengingatmu
karena aku lelah.
Jakarta, 24 Juli 2024
Setelah hujan gerimis
Kuhapus sudah bayangmu
yang selalu hadir kala sepi
di bawah rinai gerimis pagi itu
Bersama luka yang tak pernah hilang kala senja datang
setelah hujan gerimis
Biarlah kutinggalkan bayangmu
disudut jalan itu..
Jakarta 22 Juli 2024
Gerimis Pagi di Bulan Juli
Dari balik jendela kamarku
kulihat pagi ini gerimis membasahi sudut jalan diluar sana.
Rasanya aku malas untuk bergegas pagi ini, karena dinginnya menusuk hati.
Sebentar saja kuhabiskan sisa kantuk ini, agar lelahku berlalu setalah menikmati kehangatan selimut menunggu gerimis berhenti.
Gerimis di bulan Juli kala pagi
seakan mengerti suasana hati yang sepi, bersama jejak tetes suara hujan menghitung satu-satu catatan perjalanan hidup.
Biarlah kunikmati sisa kopi pagi ini
walau terasa pahit...
Bogor, 22 Juli 2024.
Di sudut Jalan Itu
Ada yang tertinggal sisa bayangmu
di sudut jalan itu kala pagi kita bertemu sebelum matahari terbit.
Senyummu membuat hatiku lunglai terkoyak sepi menyapa pagi saat aku bergegas.
Selintas masih terasa getar hati ini meskipun hanya sebentar aku tinggalkan.
Bodohnya aku
mengapa aku terdiam dan berhenti disitu memandangimu, mungkin aku terkesima dengan senyummu pagi itu.
Bogor, 24 Juli 2024.
Puisi Yang Tertinggal
Tahukah apa yang terselip disaku jaketku yang lusuh ?
Maskipun sudah lama aku simpan
dan hampir tercabik kebisuan
kucoba merangkai kata yang tersisa
Sayang,
angin pagi membuatku kesal
karena sisa puisi berhamburan ditiup angin pagi habis tanpa sisa
Yang ada hanya satu bait kata tentang cinta yang pernah aku tulis
biarlah akan aku rangkai lagi
sisa kata yang kuingat.
Jakarta, 23 Juli 2024
Sebelum Kau Pergi Dari Sudut Hatiku
Sebelum aku pergi jauh dan meninggalkan mimpiku dari sudut malam yang membuatku terjaga dari tidur karena kehadiranmu yang membuat aku lupa akan takdir.
Sebelum kau tinggalkan ruang batinku, bantu aku untuk menghapus semua mimpiku agar aku dapat pergi jauh dari hidupmu.
Meskipun aku tak sanggup menghapus namamu disudut hati yang masih tersisa, tetapi aku telah mencoba untuk melupakan senyummu..
Biarkan aku pergi jauh
untuk memulihkan rasa sakit yang pernah kau goreskan pada sudut hati.
Tunggu
Sebelum kau pergi dari hatiku
tolong simpan nyanyian angin yang pernah singgah dalam hidupmu agar sewaktu-waktu aku bisa mengenangmu.
Bogor, 6 Juli 2024.***
Sumber: