Bagaimana Menghitung Jumlah Orang Miskin di Indonesia Dikorelasikan Dengan Jumlah Tabung Gas Elpiji 3 Kg?

Bagaimana Menghitung Jumlah Orang Miskin di Indonesia Dikorelasikan Dengan Jumlah Tabung Gas Elpiji 3 Kg?

--

Jakarta, AktualNews-Menghitung jumlah orang miskin di Indonesia dapat dicari melalui Biro Pusat Statistik (BPS). Di sana akan mendapatkan data akurat jumlah data orang miskin yang ada seluruh tanah air.

Selain cara itu dapat juga dengan cara lain untuk mendapatkan kepastian berapa jumlah orang miskin yang sebenarnya. Cara itu antara lain mendatangi Pertamina untuk mendapatkan berapa jumlah tabung gas elpiji 3Kg yang dipasarkan oleh Pertamina.

Memang tabung gas elpiji 3Kg bisa jadi bukan diproduksi oleh Pertamina, tapi dibuat oleh perusahaan lain. Namun, setidaknya pertamina punya data berapa jumlah yang sebenarnya milik pertamina. Saat diproduksi pertama kali, saat menyulam tabung gas elpiji 3Kg yang rusak, maupun menambah produksi lagi. Semua pasti ada datanya di Pertamina.

BACA JUGA:Kadis Koperasi dan UMKM Sumut Dukung Penuh Koperasi Keluarga Pers Indonesia

"Saya tidak tahu jumlah orang Miskin di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tapi, jumlah untuk per  satu bulan di Kabupaten Sukabumi ada  2.500 000 tabung. Jumlah itu dibagi kepada 56 perusahaan terbatas (PT) sebagai Agen penyalur untuk Kota Sukabumi dan Kab Sukabumi dengan 47 Kecamatan." Ujar Ketua Persatuan Pengusaha Pangkalan Gas Elpiji 3 Kg (PP-PGE 3KG) Suta Widhya SH pada Selasa (21/5) pagi di Sukabumi.

Suta mengakui data yang dimilikinya harga isi tabung gas elpiji 3Kg dari Pertamina Rp. 10.500 yang dijual ke Perusahaan sebesar Rp. 13.000. Dan perusahaan menjual ke kami para pengusaha pangkalan Gas Elpiji 3 Kg sebesar Rp. 16.000. Sedangkan kami menjual isi gas elpiji 3Kg ke warung - warung seharga Rp. 19.000," ungkap Suta lebih lanjut.

BACA JUGA:Tekan Angka Lakalantas, Dishub Sumut Jaring Pelajar Pelopor Keselamatan

"Konon subsidi Rp. 1.000 per tabung dikembalikan oleh Pertamina kepada Perusahaan. Sehingga 2.500.000 tabung itu akan diretur sebanyak Rp. 2,5 miliar per bulan yang dikembalikan ke para agen sebanyak 56 perusahaan itu. Atau pukul rata Rp. 44.642.857,1428." tutup Suta.

Ini dari pengembalian subsidi  bergitu besar belum menjualnya ke pangkalan pangkalan.

Sebetulnya subsidi itu buat siapa buat agen atau rakyat? Sepertinya subsidi dipermainkan  untuk dengan cara diputar putar rantai penjualan ujung-ujung nya bisa untuk agen dan petugas pertamina adanya kerjasama mereka.***

Sumber: