AQUA Ajak Publik Bersikap Kritis Terhadap Kualitas Air Minum Karena Tidak Semua Air Sama
(Ki-Ka) Prof. Dr.rer.nat. Ir. Heru Hendrayana, Karyanto Wibowo, Najwa Shihab, Dr. dr. Diana Sunardi, Mgizi, SpGK(K).--
● Membangun 12.000 rorak (parit buntu untuk menampung dan meresapkan air ke dalam tanah serta menampung sedimen-sedimen dari bidang olah, sehingga menambah sumber-sumber air di bagian hilir)
Tengah:
● Membangun 93.000 biopori
● Membangun 32 water pond
● Membangun 74 penampung air hujan (PAH)
Hilir:
● Mengembangkan 17 taman keanekaragaman hayati (kehati) untuk menjaga keberlanjutan ekosistem, termasuk flora dan fauna endemik
● Menyediakan akses air bersih dan sanitasi ke lebih dari 500.000 penerima manfaat
Selain itu, melalui gerakan #BijakBerplastik yang telah diluncurkan sejak tahun 2018, AQUA juga berupaya untuk mengimplementasikan ekonomi sirkular kemasan dan mengelola kemasan paska konsumsi melalui tiga hal utama yaitu: pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, edukasi kepada konsumen dan masyarakat, serta inovasi kemasan produk. Dari sisi pengumpulan dan pengolahan, AQUA memelopori program daur ulang pertama pada 1993 sebagai langkah awal penerapan model kemasan sirkular. AQUA tercatat telah mengembangkan dan mendampingi 6 unit bisnis daur ulang, 2 TPST, 10 collection center, 20 TPS3R, dan melalui berbagai inisiatif tersebut saat ini AQUA telah berhasil mengumpulkan hingga 18.000 ton plastik per tahunnya. AQUA juga menyentuh aspek edukasi dengan target menjangkau 5 juta anak usia sekolah dan melakukan edukasi publik yang menargetkan 100 juta konsumen pada 2025. Dari sisi inovasi kemasan, AQUA memelopori penggunaan galon guna ulang yang mencegah penggunaan lebih dari 770.000 ton plastik baru (virgin plastic), mengeliminasi segel plastik kemasan yang sulit didaur ulang, dan menjadi produsen AMDK pertama di Indonesia yang meluncurkan air minum dalam kemasan yang 100% terbuat dari material daur ulang dan dapat di daur ulang.
“Karena pentingnya peran air bagi kesehatan—baik jangka pendek maupun jangka panjang—konsumen perlu kritis dan mencari tahu tentang kualitas air yang mereka konsumsi dengan memperhatikan dari mana air bersumber dan juga memperhatikan faktor keberlanjutan yang erat kaitannya dengan menjaga kualitas dan kuantitas air. Konsumen masa kini, terutama kaum muda, menyebutkan bahwa dampak lingkungan menjadi perhatian mereka untuk memilih sebuah produk, termasuk air minum,” kata jurnalis senior dan figur publik Najwa Shihab.***
Sumber: