Aksi Kolaborasi dan Pemberdayaan Pijar Foundation: Wujudkan Visi Indonesia Maju 2045

Aksi Kolaborasi dan Pemberdayaan Pijar Foundation: Wujudkan Visi Indonesia Maju 2045

Jakarta, AktualNews – Indonesia tengah menantikan bonus demografi tahun 2030 - 2040, di mana total penduduk produktif (15-64 tahun) diprediksi akan mencapai 64% dari 297 juta jiwa. Bahkan menurut laporan McKinsey & Co yang berjudul The Archipelago Economy: unleashing Indonesia’s potential, September 2012), Indonesia berpotensi menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-7 di dunia, serta memiliki potensi pasar senilai US$1,8 triliun pada sektor layanan konsumen, agrikultur dan perikanan, sumber daya, serta pendidikan. Sebagai organisasi nirlaba dan ekosistem yang bertujuan untuk membekali para pemain strategis dengan keterampilan dan pengetahuan untuk menghadapi tren, peluang, dan tantangan masa depan, terutama di bidang talenta (“Future Talent”) dan keberlangsungan bumi (“Future Planet”), Yayasan Pijar Masa Depan (Pijar Foundation) memahami pentingnya pemberdayaan juga kolaborasi strategis untuk menyatukan berbagai ide, inovasi serta kebijakan dalam mencapai visi jangka panjang: Indonesia maju di tahun 2045. Ferro Ferizka, Executive Director Pijar Foundation, mengungkapkan, “Kami di Pijar Foundation punya cita-cita untuk turut mewujudkan masa keemasan Indonesia di 2045. Salah satunya melalui tiga pilar utama kami yaitu inovasi, talenta, dan kebijakan. Ketiganya tidak bisa terlepas satu sama lain dan harus bergerak bersama serta selaras untuk mencapai Indonesia maju. Selain itu, kami yakin kolaborasi adalah kunci, dan kami tidak mungkin melakukan ini sendiri karena kami tahu Indonesia tidak kekurangan orang pintar dengan ide-idenya. Pijar hadir sebagai katalis kolaborasi dengan memfasilitasi akselerasi kualitas masyarakat Indonesia.” Pernyataan tersebut juga didukung oleh Wishnutama Kusubandio selaku Anggota Dewan Penyantun Pijar Foundation yang menyampaikan, “Indonesia memiliki kue ekonomi yang besar, namun belum tentu kita yang menikmati. Agar dampak ekonomi tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat, maka pemerintah memiliki urgensi yang paling penting saat ini yaitu ekonomi digital harus di hilirisasi agar memberikan dampak luar biasa ke bangsa kita dalam berbagai macam potensi kemajuan. Dengan mengatur dan memberdayakan sumber daya manusia sehingga menciptakan kemampuan baru melalui pengembangan talent dan pengembangan regulasi yang lebih menguntungkan bangsa. Dalam menuju Indonesia maju di tahun 2045 ini, Pijar memiliki peran penting dan strategis juga tugas yang berat dengan menciptakan kemampuan anak muda Indonesia dan menciptakan game baru, dan menjadi sebuah ekonomi yang baru dan itu jauh lebih sulit.” Di saat yang bersamaan, Arfan Arlanda, CEO Jejak.in sebuah startup yang berfokus pada platform untuk menghitung jejak karbon juga menyampaikan, “Berdasarkan pengalaman membangun Jejak.in pada akhir tahun 2018, saya menyadari bahwa saat itu tidak ada perusahaan Indonesia bahkan global yang membicarakan tentang karbon. Melalui diskusi dan realita di lapangan, terlalu banyak perusahaan yang fokus pada CSR namun tidak mencakup ruang lingkup ESG. Seperti halnya hanya sebatas seremonial menanam pohon, mencangkul, foto kemudian pulang namun tidak memikirkan dampak nyata kedepannya. Di Jejak.in, kami melakukan riset dan menggunakan teknologi untuk memudahkan proses di lapangan. Sehingga kami dapat memastikan usaha yang kami lakukan betul-betul memberikan dampak positif bagi masyarakat. Untuk mencapai Indonesia maju 2045, kita tidak boleh hanya mengikuti trend, namun harus fokus untuk menyelesaikan masalah yang benar-benar ada dan krusial serta berkolaborasi dengan pihak yang tepat, sehingga masalah bisa diselesaikan secara tepat juga.” Sebagai langkah untuk mewujudkan cita-cita Indonesia 2045, Pijar Foundation telah meluncurkan tiga program tetap pada bidang edukasi, inovasi, dan kebijakan, yakni: Future Skills, Global Future X (GFX) dan Lestari. Future Skills, sebuah program edukasi dan upskilling online kolaborasi dengan mitra dari berbagai sektor seperti perusahaan, startup, NGO, hingga komunitas, melalui program-program di bawahnya seperti Future Skills for University yang memberikan dampak kepada 46.659 peserta dari 917 Universitas dan 92 mitra melalui 205 kelas. Program Executive Business School dengan jumlah 31 peserta c-level dari perusahaan teknologi dan telekomunikasi dan 13 orang mentor melalui 10 kelas asinkronus dan 5 kelas sinkronus. Global Future X, melalui program-program di bawahnya yaitu Global Future Fellows (GFF) yang telah diadakan dua kali, terakhir pada Mei 2023 dengan tema Achieving Food Security amid Global Tensions yang menghasilkan 14 ide dari kolaborasi yang diinisiasi sendiri oleh fellows terkait public campaign, advokasi kebijakan, B2B partnership dan 1 white paper rekomendasi kebijakan. Program Gerakan "Townhall Muda" di 24 kota yang pada 2023 saja sudah diadakan di 8 titik di Indonesia dan menghasilkan 8 forum, 8 proyek kolaborasi pemuda-pemuda, dengan lebih dari 1200 pemuda terlibat, 30 partner, dan menghasilkan sebuah dokumen Rekomendasi Kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kab. Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah. Serta Program Policy Dialogue Series yang bertemakan peran Gen-Z dalam kebijakan publik/masa depan Indonesia dengan 80 lebih peserta dari Mahasiswa Fresh graduates, Job Seeker dan lebih dari 15 Awardee terpilih dari seluruh kampus di Indonesia. Lestari, melalui program-program di bawahnya yaitu program inkubasi bisnis PLN Elevation yang mengembangkan 10 startup di bidang sustainability; Venture Factory for Scholars yang kini sedang berlangsung dan berhasil menggaet ratusan startup berbasis inovasi dan riset; serta kompetisi LPDP Business Competition dimana terdapat 3.500 partisipan yang membuat business plan. [Red/Akt-23]   AktualNews

Sumber: