SCG Rangkul Generasi Muda Terapkan Prinsip ESG 4 Plus melalui Lima Aksi Nyata untuk Lingkungan dan Masyarakat
Foto : Elsa Nopiyanti, SCG Scholars 2022 inisiator Proyek Budidaya Maggot Kebonmanggu (BMK) mendampingi Kepala Desa Kebonmanggu, Rasnita, Desa Kebonmanggu, Kabupaten Sukabumi (17/1/23). Jakarta, AktualNews – SCG, perusahaan terkemuka di ASEAN, memiliki komitmen ESG 4 Plus yang menjadi kerangka kerja seluruh operasi bisnis perusahaan guna menciptakan dampak positif dan berkelanjutan bagi lingkungan dan masyarakat. Di samping mengadopsi prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) secara umum, SCG lebih lanjut memetakan tujuan yang ingin dicapai dari komitmen ini, yaitu “Set Net-Zero”, “Go Green”, “Mengurangi Kesenjangan”, dan “Merangkul Kolaborasi”, dengan memastikan “Keadilan dan Transparansi” di setiap prosesnya. Salah satu langkah yang SCG lakukan ialah merangkul generasi muda dalam menciptakan solusi bagi permasalahan di masyarakat sesuai dengan minat dan keterampilan mereka. Presiden Direktur PT SCG Indonesia, Chakkapong Yingwattanathaworn, mengatakan bahwa program beasiswa SCG Sharing the Dream yang dilaksanakan perusahaan sejak tahun 2012 menjadi gerbang untuk merangkul para generasi muda. “Kami memperkenalkan konsep Ekonomi Sirkular dan ESG, dan menyertakannya pada rangkaian program sehingga kesadaran generasi muda untuk menciptakan perubahan di masyarakat semakin kuat, yang akhirnya mendorong mereka menciptakan berbagai inisiatif. Tugas kami adalah mendukung dan mendampingi mereka agar rencana tersebut dapat terealisasi dan menciptakan dampak yang berkelanjutan di masyarakat,” ujar Chakkapong. Simak sejumlah kolaborasi SCG bersama generasi muda melalui berbagai inisiatif berikut: 1. Budidaya Maggot Kebonmanggu (BMK) Elsa Nopiyanti, mahasiswi IPB sekaligus penerima beasiswa SCG Sharing the Dream 2022 memanfaatkan sampah sisa makanan sebagai medium budidaya maggot. Maggot sendiri merupakan larva dari lalat black soldier yang dapat mengolah sampah menjadi pakan ternak alternatif serta pupuk organik yang bermanfaat bagi peternak dan petani. Elsa bersama 12 penerima beasiswa lainnya menjalankan program ini di Desa Kebonmanggu, Sukabumi, bekerja sama dengan Karang Taruna Karya Mandiri Desa Kebonmanggu. Proyek yang juga didukung oleh PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi sebagai anak perusahaan SCG yang beroperasi di Sukabumi ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk pengelolaan sampah organik sekaligus menjadi sumber pendapatan tambahan masyarakat setempat, serta membantu Pemerintah Kabupaten Sukabumi untuk mencapai target pengurangan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah sebesar 70% pada tahun 2025. 2. Gerakan Sembuhkan Bumi (Gembumi) Gembumi adalah program pemulihan lingkungan yang diusung oleh M. Taqiyudin Ibadurrahman, siswa SMAN 1 Cileungsi sekaligus penerima beasiswa SCG Sharing the Dream 2022. Dengan dukungan anak perusahaan SCG, PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk (KIA Ceramics), program yang dilaksanakan di SMAN 1 Cileungsi ini memiliki dua agenda utama yaitu seminar edukasi untuk membangun kesadaran anak muda dalam menjaga lingkungan yang diikuti oleh 859 pelajar dan aksi penghijauan masal melalui penanaman 346 tanaman. Sejumlah jenis tanamannya antara lain Taberna Montana, Loro Pitalum, Brekele, Sirih Gading, Sambang Dara, Grasena, dan Lokan Ayu yang membutuhkan waktu 3-10 bulan untuk tumbuh. Aksi ini sejalan dengan advokasi ESG 4 Plus SCG untuk mencapai nol-bersih emisi di tahun 2050. 3. Budidaya Ikan dalam Ember Rumah Tangga (Budikdamber Ruta) Shintiany Wulandari Darusman, siswi SMK Mitra Industri MM2100, Bekasi sekaligus penerima beasiswa SCG Sharing the Dream 2022, mengusung program budidaya ikan lele dan kangkung dalam ember untuk masyarakat Kecamatan Setu, Bekasi dan didukung oleh PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FajarPaper) selaku anak usaha SCG di lini bisnis packaging (kemasan). Kegiatan budidaya biasanya membutuhkan lahan serta biaya yang besar, namun, dengan ide ini, masyarakat dapat memulai budidaya pada lahan perumahan yang terbatas. Kangkung dapat dipanen seminggu sekali, sementara ikan lele mencapai tiga bulan sekali. Program ini sejalan dengan fokus pemerintah Kabupaten Bekasi di tahun 2022 terhadap pertanian, sebagai upaya mencegah stagflasi dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, serta untuk mendorong permberdayaan ekonomi setempat. 4. Retote Project - Olah Limbah Tekstil Menjadi Barang Fashion Retote Project merupakan proyek pengolahan limbah tekstil menjadi produk tekstil baru. Proyek ini diusung oleh Tim Niracle yang terdiri dari sepuluh mahasiswa penerima beasiswa SCG Sharing the Dream 2018. Proyek ini dilakukan di Desa Padasuka, Kabupaten Bandung yang mayoritas penduduknya bekerja memproduksi tekstil dan menghasilkan sampah tekstil hingga 22 ton per hari. Para mahasiswa ini bekerja sama dengan karang taruna untuk memberikan edukasi kepada warga untuk membuat tote bag, dompet, hingga pernak-pernik dari limbah tekstil yang ada. Edukasi tersebut merupakan cerminan dari prinsip Ekonomi Sirkular (Make - Use - Return) yang diharapkan dapat menanggulangi limbah tekstil yang biasanya dibuang dan dibakar. Proyek ini dipresentasikan oleh Tim Niracle di ajang ASEAN Camp 2019 di Thailand. 5. PARASOL - Panel Surya Alternatif dari Limbah Plastik PARASOL merupakan proyek pembuatan panel surya alternatif dari limbah plastik PET (Polietilena Tereftalat) seperti yang terdapat pada botol minum, botol soda, botol minyak, botol saus, wadah selai, sisir dan kotak obat. Proyek ini digagas oleh tiga mahasiswa Universitas Indonesia, Afra Moedya Abadi, Tiffany Liuvinia, dan Yosep Dhimas Sinaga yang menjadi Juara Umum dalam kompetisi ESG “Hacks to Heal Our Planet: ESG Idea Pitching” yang digelar SCG secara regional pada Juli lalu dan berhasil unggul dari negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Filipina, Myanmar, dan Vietnam. Jika dibandingkan dengan panel surya umum, biaya investasi untuk PARASOL diperkirakan 16 kali lebih rendah dan biaya perawatan diperkirakan 8 kali lebih rendah. Listrik dari PARASOL dapat dimanfaatkan untuk penerangan dan instalasi kebun hidroponik sehingga dapat mengurangi konsumsi energi listrik konvensional. SCG beserta anak-anak perusahaannya senantiasa menerapkan prinsip ESG 4 Plus dalam setiap operasi bisnisnya. Melalui PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, sejak pertengahan tahun 2022, SCG telah mengembangkan teknologi RDF (Refuse-Derived Fuel) pertama di Sukabumi yang dapat mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara. Di sisi lain, unit bisnis SCG CBM (Cement-Building Material) dan SCGC (SCG Chemicals) juga membangun toilet ramah lingkungan “Reinvented Toilet” berteknologi canggih yang dapat mendaur ulang air limbah di wilayah Pasirluyu, Bandung pada awal tahun 2022 guna mendukung program Citarum Harum Juara dan mewujudkan misi ODF 100% (Open Defecation Free) atau gerakan stop buang air sembarangan di Bandung. Selain itu, SCG juga berkomitmen mendorong kemajuan Indonesia melalui pendidikan. Selain melalui program beasiswa SCG Sharing the Dream, SCG melalui PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FajarPaper) merenovasi lebih dari 30 bangunan sekolah di wilayah Bekasi sejak 2013. “Gerakan multi-program ini merupakan wujud komitmen sinergis kami dalam menyeimbangkan kegiatan operasional melalui upaya pemulihan lingkungan serta pemberdayaan masyarakat. Maka dari itu, kami secara konsisten merangkul kolaborasi dengan generasi muda yang menjadi roda penggerak masa depan,” tutup Chakkapong. [Red/Akt-23] AktualNews
Sumber: