Penutupan Jalan Total Raya Cikande Garut Kopo, “Kembali Menuai Konflik_ “, Dewan Partai DEMOKRAT &

Penutupan Jalan Total Raya Cikande Garut Kopo, “Kembali Menuai Konflik_ “, Dewan Partai DEMOKRAT &

Penutupan jalan akibat pekerjaan betonisasi jl raya Cikande, Garut, Kopo kab, Serang Banten.  Cikande, AktualNews-Kegiatan Rehabilitasi Jalan Raya Cikande Garut Kopo, sepanjang 1515 meter dan lebar 5 meter, dengan anggaran biaya Rp, 7,6 milyar lebih, yang titik keberadaanya di lintas jalan sepanjang desa Nyompok kecamatan Kopo kabupaten Serang, kembali menuai konflik di masyarakat, diantaranya masyarakat desa Nyompok, yang kesehariannya melintas. Pasalnya, akses jalan Raya menuju Cikande dan sebaliknya di tutup total, sehingga harus melalui jalan alternatif, yaitu jalan perkampungan yang melintasi pinggiran persawahan yang masih banyak belum tersentuh APBD. Dampaknya, disamping jarak tempuh semakin jauh hingga sekitar tujuh kilometer lebih,juga waktu tempuh, keterikatan waktu jam kerja di pabrik tidak ada toleransi keterlambatan, ungkap salah satu karyawan pabrik yang domisili pabriknya di daerah Cikande dan sekitarnya hingga ke Gorda desa Kibin kecamatan Kibin kabupaten Serang. yang terbiasa memakan waktu tempuh hingga satu jam, sebelum ada penutupan total jalan , sehingga mekanisme pelaksanaan Rehabilitasi jalan dikeluhkan masyarakat, baik para pekerja maupun pemakai jalan lainya yang punya rutinitas melintas. Neneng Sulawati, Salah satu warga masyarakat desa Nyompok kecamatan Kopo kabupaten Serang, termasuk salah satu Karyawan Pabrik yang domisili pabriknya di wilayah Gorda, desa Kibin, kecamatan Kibin mengatakan, "Saya dan para pekerja pabrik yang setiap hari melintas untuk aktifitas kerja di pabrik sekitaran Cikande, cukup kecewa, terhadap Mekanisme pelaksanaan Rehabilitasi jalan, "pasalnya sangat mengganggu, masa jalan raya di tutup total berhari hari, ya jelas masyarakat banyak yang mengeluh, bukan cuma saya, kaum pekerja yang tiap hari melintas jalan ini, pasti kecewa" ujarnya. "Setahu saya, perbaikan jalan raya di tempat lain, tidak di tutup total, tapi sebelah sebelah, jadi akses jalan tidak lumpuh total, kalo disini, kan di tutup total, saya harus lewat jalan alternatif". "Jalan kampung pinggir persawahan, yang masih banyak belum tersentuh perbaikan, itupun harus memutar, sejauh 5 hingga 7 kilometer, buat saya cukup merepotkan, baik dari segi waktu, dan perjalanan yang jelas makan waktu "Sementara saya pekerja pabrik, belum kerja sudah cape, pulang cape harus muter, kalo malem gelap, namnya pinggir sawah, belum kalo hujan, jalan licin karena masih banyak tanah dan batu". "Jadi kalo mekanisme pelaksanaan perbaikan jalan seperti ini, saya mohon kepada dinas terkait untuk di tinjau ulang, apa tidak bisa dilakukan separo separo, agar lintasan tetap bisa di pergunakan, sekalipun ada penyempitan dan harus pelan pelan, itu tidak terlalu merepotkan," keluh Neneng Sulawati dengan nada kecewa.13/8/2022. Sementara Itu Aep Saepulloh, S Pd. Anggotae Dewan kabupaten Serang dari Partai Demokrat yang di hubungi melalui telpon mengatakan, "Terkait keluhan masyarakat karena jalan di tutup total dalam pelaksanaan Rehabilitasi, ini menyangkut aspirasi masyarakat, " Sangat disayangkan teknis pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi jalan Raya Cikande Garut Kopo, dengan cara melakukan penutupan total lintasan jalan raya Cikande Garut Kopo. "Karena akses jalan menuju Cikande dari desa Garut Kopo dan sebaliknya di tutup total, kasihan masyarakat dan pemakai jalan yang melintas. " "Harus muter jauh, ke jalan alternatif yang cukup sulit dan sempit, di wilayah pinggir persawahan, di wilayah perkampungan desa Nyompok, desa Cidahu dan sekitarnya, "menurut pendapat saya, pengecoran harusnya dilakukan sebelah sebelah, agar akses jalan tetap bisa di lintasi, jadi masyarakat tidak terlalu direpotkan, harus mencari jalan alternatif yang cukup sulit, dan jauh" ungkap Aep Saepulloh. S Pd. dalam percakapannya melalui telpon selulernya 14/8/2022 Masih kata anggota Dewan Kabupaten Serang dari Partai Demokrat, "Terkait puing bongkahan beton maupun tanah galian yang kemungkinanya untuk pembuatan Tembok Penahan Tanah (TPT), yang diduga menimbulkan penumpukan di area persawahan produktif milik masyarakat, itu tidak di benarkan, apapun alasannya, jika dampaknya menimbulkan kerusakan atau penyempitan sawah produktif, kasian para petani, di rugikan, secara hasil panennya dan terganggu dalam aktifitas kegiatan sawahnya," tutur Aep Saepulloh, S Pd. anggota Dewan Kabupaten Serang dari partai Demokrat menyayangkan hal tersebut [ Red/Akt-26/Har ]     AktualNews

Sumber: