Dapat Bantuan Incenerator dari China Belum Dioperasionalkan, Bupati Segera Kirim Tim Teknisi untuk Pengolahan

Dapat Bantuan Incenerator dari China Belum Dioperasionalkan, Bupati Segera Kirim Tim Teknisi untuk Pengolahan

Foto : Alat incenerator sampah bantuan dari China yang belum bisa dioperasikan karena belum ada teknisinya. Karanganyar, AktualNews - Karanganyar memperoleh bantuan alat incenerator dari China. Alat incenerator itu sudah terpasang sejak tiga bulan lalu dan belum digunakan, karena belum ada teknisi yang mengoperasikan alat tersebut. ‘’Alat itu kita peroleh karena ada kerja sama dengan universitas di Jakarta, yang memiliki hubungan dengan universitas di China. Dan untuk kepentingan akademis dan penelitian, incenerator itu ditempatkan di Karanganyar,’’ kata Bupati Karanganyar Juliyatmono, Rabu (13/7). Karena kerjasamanya sudah dilakukan sejak sebelum pandemi sehingga saat pandemi dua tahun itu program itu ikut terhenti. Mestinya kita sudah mengirimkan teknisi ke China, untuk mengoperasikan alat itu. Tapi karena pandemi semua takut dikirim ke China. Mungkin aetelah ini segera kita kirim. Menurut Bupati, dia lupa kegunaan alat itu, yang jelas sudah diteliti baik dari universitas di Jakarta dan China, hasil pembakaran itu akan dijadikan pupuk dan ada air yang bisa dibuat bahan bakar seperti hasil pengolahan sampah di Buran, Tasikmadu yang pernah viral itu. Yang jelas bukan untuk listrik seperti yang sudah ada. Bahkan universitas di China itu berjanji jika nanti kapasitasnya kurang, setelah melihat efektifitas alat itu, akan dikirim lagi alat incenerator yang lebih besar dari China. Sehingga semuasampah yang ada di TPA Sukosari itu tuntas. Juliyatmono mengatakan, dengan adanya program sampah yang tuntas di desa, maka sisa sampah yang dibuang ke TPA Sukosari semakin sedikit dan tuntas karena ada alat incenerator tersebut. Sehingga bekas TPA itu akan bisa ditutup dengan sistem sanitary landfill dan tempat itu bisa bersih. Saat ditanya kenapa bukan universitas itu yang dikirim ke China sehingga Karanganyar bisa berguru ke Jakarta, Juliyatmono mengatakan, lebih bik teknisi Karanganyar yang dikirim ke China tidak kerja dua kali sehingga langsung bisa dari sumbernya. Yang jelas saat ini masih terkendala covid karena China masih belum kondusif. Sementara itu Kadisdagnakerkop Martadi menambahkan, pihaknya kini sudah menutup empat pasardi Tegalgede, Jungke, Jumapolo dan Palur karena TPS pasar dijadikan tempat pembuangan sampah masyarakat sekitar. Akibatnya sampah dari pasar meningkat volumenya lebih dari 50 persen. ‘’Ini yang membuat repot karena armada truk sampah untuk membuang sampah ke TPA milik Disdagnakerkop[ hanya lima saja rusak satu. Sehingga kalau biasanya hanya mengangkut dua kali, sekarang harus delapan kali satu armada. Karena itu TPA pasar ditutup untuk umum. Sedangkan warga bisa menerapkan program sampah tuntas di desa atau membuang ke TPA desa dan diambil oleh truk sampah Dinas Lingkungan Hidup. Dan dibuang ke Sukosari. Ke depan memang semua TPApasar akan ditutup untuk mendukung program tuntas sampah di desa dan pembuangan sampah di Sukosari yang merupakan sisa sebagian kecil dan sampah dituntaskan dengan incenerator yang ada. (Red/Akt-52)   AktualNews

Sumber: