Jejak gerimis masih membekas menggenangi pelataran hingga sampai ke ujung mata hatiku seperti suara simfoni dalam keheningan.
Sebuah catatan masih Kutulis tentang senyum manis kala pagi, hari ini kau teramat manis semanis kopi yang kau buat.
Sayang, pagi ini cuaca teramat mendung Semendung hatiku, seperti yang kau lihat dalam jejak gerimis Aku merasa kecut dan pahit, sebab aku tak bisa menyapamu selamat pagi atau ‘tuk sekedar memberi senyum.
Maafkan, bibir ini masih tersasa pahit untuk berkata atau melepas senyum. Sebab pagiku tak seperti pagimu, jauh setelah aku pergi tak ada lagi cerita tentang manisnya kata yang pernah kutulis Maafkan, aku tak bisa menyapamu seperti kemarin pagi.
Tapi bukanlah itu berati aku pergi jauh dari hatimu, aku selalu menanti jejak gerimis itu mengisahkan tentang cerita manis untukmu.***
Goresan hati UG DANI