Maluku, Aktual News-Kabar tentang keikut-sertaan, Drs. H. Rappe, M.Pd, salah seorang pejabat yang saat ini bertugas pada Kanwil Kementerian Agama Sulawesi Selatan di Makassar dalam penyelenggaraan seleksi jabatan eselon II pada Kementerian Agama RI di Jakarta untuk mengisi jabatan sebagai Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Maluku menuai dukungan dari Kota Ambon. Salah satu dukungan itu malah tidak tanggung-tanggung, datangnya justru dari Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum (LPBH) PWNU Maluku di Ambon. Dukungan atas pencalonan Rappe ini disampaikan langsung oleh Sekretaris LPBH PW NU Maluku, Jamal. A. Panuda. Melalui telepon selulernya dari Ambon kepada media ini di Jakarta, Selasa (19/5), Jamal, yang juga seorang akademisi Universitas Pattimura di Kota Ambon ini mengatakan dukungannya terhadap Rappe, yang diharapkan kelak akan dihadirkan oleh Pemerintah Pusat cq Menteri Agama RI untuk memimpin jajaran institusi Kementerian Agama RI Maluku. Keterangannya yang disampaikan ini menurut Jamal adalah untuk mersepon atau menanggapi seleksi yang sementara dilakukan oleh Kementerian Agama RI di Jln M.H Thamrin Jakarta dalam rangka mengisi sejumlah jabatan baik pada struktur kementerian mau pun sejumlah jabatan di daerah-daerah, antara lain Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Maluku di Ambon. Menurut Jamal, sebelum ini dirinya mengetahui, kalau Hi. Rappe sehari-harinya menjabat sebagai Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Pemberdayaan Zakat dan Wakaf pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Selatan di Makassar. Selain sebagai seorang birokrat, tambahnya, dirinya juga mengetahui persis kalau Rappe duduk dalam Kepengurusan Harian PWNU Sulawesi Selatan, yaitu sebagai salah satu Wakil Sekretaris dengan Sekretaris DR Nur Taufiq Sanusi MA. Jabatannya sebagai Kepala Bidang Penais Zakat dan Wakaf, menurut Jamal, ternyata sudah cukup lama diduduki Rappe, yaitu sejak beberapa tahun yang lalu. Lebih lanjut dikatakan, Rappe pernah menjadi Dosen Luar Biasa pada IAIN Ujung Pandang dahulu sejak dekade 1980an hingga tahun 1997, dan juga pernah menjadi Guru setelah diangkat sebagai PNS/ASN hingga menjabat Kepala Sekolah MAN Model Makassar sampai tahun 2006, baru kemudian masuk dalam jajaran Kanwil. Selama dimutasikan ke Kanwil Kementerian Agama di Makassar, tambah Jamal, Rappe memulai dengan menjabat 2 (dua) Kepala Seksi yang berbeda, kemudian sempat menjabat salah satu Kepala Bidang beberapa bulan lamanya baru kemudian dimutasikan menjabat Kepala Bagian Tata Usaha, dan terakhir hingga sekarang sedang menjabat sebagai Kepala Bidang Penais Zakat dan Wakaf. Dari rangkaian pengalaman panjangnya ini dengan menduduki aneka-ragam jabatan baik jabatan-jabatan fungsional sebagai Guru dan Dosen mau pun jabatan struktural dalam struktur birokrasi Kementerian Agama, tentu saja bisa dibayangkan kira-kira berapa banyak dia memiliki pengalaman manajerial. Setidak-tidaknya pada level terakhir, lepas dari pengalamannya sebagai Kepala Bagian Tata Usaha, maka sampai sekarang dia sudah berpengalaman menjabat 2 (dua) Kepala Bidang yang berbeda dalam struktur Kanwil. Belum lagi bila pendekatan dari aspek lainnya, tambah Jamal, dengan memperhatikan pengalaman Rappe sebagai tenaga pengajar atau akademisi mulai bangku sekolah sampai perguruan tinggi, tentunya dengan bekal pengalamannya itu, tandas Jamal, akan dengan mudah bagi Rappe untuk merumuskan formula-formula taktis tentang bagaimana idealnya memajukan lembaga-lembaga pendidikan yang berada di bawah Kementerian Agama di daerah Maluku. Sementara itu, tambah Jamal lagi, menurut keterangan beberapa sumber yang berhasil dihimpun pihaknya, Rappe sejak dahulu dikenal sebagai figur tawadhu yang selalu tampil bersahaja atau low-profile dalam segala macam suasana, dan juga dikenal sangat familiar ketika berada pada semua lingkungan pergaulan tanpa dibeda-bedakan apakah sedang berada dalam lingkungan para pejabat atau pun dalam lingkungan kehidupan sosial sehari-hari. Karakteristiknya yang tawadhu dan low-profile inilah yang menurut Jamal merupakan suatu nilai-tambah hingga pihaknya menyatakan dukungan, disamping kapasitas intelektual serta pengalaman manajerial yang tergolong tidak singkat. Sebab dalam pengamatannya, ada orang yang menjadi angkuh ketika mendapat kepercayaan menduduki sesuatu jabatan, apalagi jabatan Kakanwil yang tergolong sebagai jabatan elite di daerah. Pada typology orang-orang ini, tambahnya, jabatan bukan difahami sebagai sebuah kepercayaan yang kelak menuntut pertanggungjawaban, melainkan malah digunakan sebagai sarana menebar keangkuhan dan kesombongan. Mengakhiri komentarnya ini Jamal juga berharap, kiranya dalam seleksi Kementerian Agama RI ini khusus untuk jabatan Kakanwil Kementerian Agama Maluku di Ambon jangan sampai jatuh ke tangan seseorang figur yang salah, yaitu orang yang kelak memanfaatkannya sebagai kesempatan atau sarana untuk gagah-gagahan atau menebar keangkuhan hingga tampil laksana ambtenaar zaman Hindia Belanda dahulu. [ Red/Akt-19 ] Munir Achmad Aktual News
Foto :
JAMAL. A. PANUDA (Sekretaris LPBH PWNU Maluku)