Jakarta, Aktual News-
Kasus @tiketkekinian cukup ramai dibicarakan publik. Itu semua karena
para pelaku menggunakan artis untuk mengendorse bisnis tiket mereka yang
berbasis akun instagram. Polisi membekuk ketiga pelaku yang menggunakan
modus carding dalam membeli tiket untuk para customernya. Polisi juga
sudah memanggil sejumlah artis untuk dimintai keterangan.
Dalam keterangannya Sabtu (7/3), pakar keamanan siber Pratama Persada
menjelaskan praktek carding semacam ini masih sangat banyak ditemui.
Seperti pengakuan pelaku, data tartu kredit didapatkannya lewat Facebook
dan dibeli dengan cukup murah antara 150-300 ribu rupiah per CC.
“Selain di Facebook, ada sejumlah database besar kartu kredit yang
diperjualbelikan di internet, terutama lewat darkweb. Database kartu
kredit ini bisa berasal dari kebocoran data perbankan, marketplace dan
paling sering adalah saat transaksi di kasir,” terang chairman lembaga
riset keamanan siber CISSReC (Communication & Information System
Security Research Center) ini.
Ditambahkan Pratama, proses pembayaran di EDC kasir, pelaku bisa
menyertakan mesin skimmer tambahan tanpa diketahui pihak lain. Lalu
mereka melakukan copy data dan mencetak CC kloning. Bisa juga dengan
cara manual mencatat data nomor, nama dan tanggal berlaku kartu kredit
plus 3 digit CVV di belakang kartu.
“Dengan data yang tertera di kartu kredit, para pelaku bisa melakukan
transaksi di berbagai marketplace. Memang ada yang meminta tambahan OTP
SMS, namun tidak semua. Dalam kasus tiket kekinian ini CC Jepang yang
dipakai pelaku nampaknya tidak memerlukan SMS OTP, sehingga bisa dipakai
berkali-kali,” jelasn Pratama.
Menurutnya, edukasi perbankan kepada nasabah terkait kartu kredit perlu
ditingkatkan. Kewajiban memakai pin 6 digit pada setiap transaksi juga
belum semua diaplikasikan oleh nasabah. Perbankan perlu lebih tegas
dalam sosialisasi.
“2015 ada kejadian seorang anak SMP di Jawa Tengah melakukan trasaksi
marketplace dengan kartu kredit orang Indonesia juga tanpa ijin.
Ternyata anak tersebut mengambil data CC dari forum internet yang
terbuka. Ini juga kejadian serupa dengan kasus @tiketkekinian namun
dalam skala lebih kecil,” terangnya.
Kedepan perlu standar bagi marketplace untuk memperkecil kemungkinan
carding dalam transaksi, dengan selalu meminta OTP SMS. Namun ini bisa
direalisasikan bila sistem dari perbankan juga sudah siap. Karena dalam
beberapa transaksi kecil, pembayaran dengan CC sering tidak diminta OTP
SMS. [ Red/Akt-01 ]
Aktual News
Nara Sumber: Dr. Pratama Persadha