Karanganyar, AktualNews - Pengembangan wisata alam yang tidak ramah lingkungan dapat menyebabkan kerusakan ekosistem dan meningkatkan risiko bencana alam seperti banjir dan erosi. Hal ini dapat terjadi karena hilangnya fungsi hutan sebagai penyerap air dan penahan tanah.
Lereng Gunung Lawu, misalnya,ini adalah contoh daerah yang rentan terhadap erosi dan longsor. Pengembangan pariwisata yang tidak terkontrol dapat memperburuk kondisi lingkungan dan meningkatkan risiko bencana.
BACA JUGA:Polres Karanganyar Panen Jagung Kuartal IV, Dorong Ketahanan Pangan dan Ekonomi Masyarakat Desa
Beberapa contoh dampak negatif pengembangan pariwisata yang tidak ramah lingkungan di lereng Gunung Lawu adalah:
Erosi tanah dan longsor
- Penurunan kualitas air
- Hilangnya habitat satwa liar
- Polusi lingkungan
Untuk menghindari dampak negatif ini, perlu dilakukan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, seperti:
- Menggunakan konsep ecotourism
- Melakukan pengelolaan sampah yang baik
- Melindungi kawasan hutan dan satwa liar
- Mengedukasi wisatawan tentang pentingnya menjaga lingkungan
Selain itu, perlu juga mempertimbangkan dampak sosial dan ekonomi bagi masyarakat lokal. Pengembangan pariwisata harus dapat memberikan manfaat bagi masyarakat lokal dan tidak hanya menguntungkan pihak luar.
Ketua Paguyuban kepala desa Kecamatan Karangpandan Sutardi.S.A.P menyampaikan , dengan pengembangan pariwisata yang merusak hutan lereng Lawu misalnya saya sangat tidak setuju karena dampaknya akan bencana alam tanah longsor erosi, banjir, masyarakat yg akan kena dampak semua itu. Ungkapnya ( 27 /11/ 2025)
" Kami bersama masyarakat desa menanam pohon di tanah kosong , di desa Salam Kec Karangpandan pada Minggu kemarin kami bersama masyarakat menanam ratusan pohon Pule untuk memperkuat pertahanan tanah dan melestarikan mata air dan menghijaukan kembali" . Terangnya
Kepala desa Salam tentunya sangat dapat apresiasi dari masyarakat untuk berbuat penyelamatan hutan dan tanah teras ereng .***