Karanganyar, AktualNews - Di Tengah era perkembangan zaman pada abad ke-21 banyak profesi yang di inginkan dan menjadi tolak ukur kesuksesan. Anak muda justru memilih profesi yang susah untuk di gapai, bukan karena mereka tidak bisa namun mereka kurang mempersiapkan. “Bumi Intanpari” julukan untuk Kabupaten Karanganyar yang merupakan penggerak roda ekonomi salah satunya dari bidang pertanian. Karanganyar memiliki potensi pertanian yang besar, salah satunya adalah sektor padi yang menghasilkan banyak beras.
BACA JUGA:Panen Raya Jagung Petani Binaan Polri di Karanganyar, Wujud Nyata Dukungan Ketahanan Pangan
Petani Muda para pionir penggerak inovasi pada sektor pertanian Indonesia. Bagi mereka, bertani bukan lagi sekadar turun-temurun atau kerja keras di sawah, melainkan sebuah panggilan jiwa dan peluang bisnis yang menjanjikan di era modern.
Petani muda hadir dengan segudang ilmu yang telah mereka dapatkan. Mereka adalah sosok yang melek teknologi. Mereka menganalisis data cuaca untuk menentukan waktu tanam yang tepat. Media sosial dan platform e-commerce menjadi ujung tombak mereka untuk memasarkan hasil panen secara langsung kepada konsumen, memotong mata rantai distribusi yang panjang.
Mereka melihat nilai tambah dengan mengolah hasil pertanian menjadi produk bernilai tinggi, seperti sekam untuk media tanam, pembuatan pupuk. Konsep jerami farm sebagai media pakan hewan ruminansia dan pertanian berkelanjutan menggunakan model mina padi yang dapat meminimalisir sebagai pengendali hama serta menghasilkan penghasilan lebih banyak, menarik minat pasar yang semakin sadar akan kesehatan dan lingkungan.
Kehadiran petani muda ini ibarat fase di tengah ancaman krisis regenerasi petani. Mereka membuktikan bahwa bertani bisa menjadi profesi yang keren, menguntungkan, dan penuh dengan kreativitas. kemandirian pangan menjadi tujuan bersama, pertanian yang lebih ramah lingkungan, dan masa depan Indonesia yang lebih makmur. Mereka adalah bukti nyata bahwa masa depan pertanian Indonesia berada di tangan yang tepat.
Hubungan calon pendidik fisika dengan menjadi petani, dapat menerapkan teori mekanika saat melakukan pembajakan sawah menggunakan traktor. Mencari agar tidak menggunakan sistem konvensional dengan mengenjot melainkan beralih dengan menggunakan thresher moderen.
BACA JUGA:Harga Gabah Anjlok, Petani Terpuruk di Gowa dan Takalar
Dengan demikian, petani yang menguasai ilmu fisika tidak hanya menjadi lebih produktif, tetapi juga menjadi pionir pertanian. Mereka adalah pencipta pengusaha di lahannya sendiri, yang setiap keputusannya didasari oleh ilmu mendalam tentang alam dengan melibatkan peristiwa fisis, membawa pertanian Indonesia menuju era yang lebih cerah, efisien, dan berbasis ilmu pengetahuan.
Mari mewujudkan impian pembangunan lumbung pangan dunia di tahun 2045, ilmu fisika menjelaskan keterkaitan dengan alam tidak dapat dipisahkan.***
Ekaditya Eustokia Evangelica
Kabupaten Karanganyar
Nomor WhatsApp
085225715617