Jakarta, AktualNews- Ketapel merupakan senjata sederhana yang terdiri dari kayu berbentuk huruf “Y” dan karet sebagai pelontarnya merupakan salah satu alat tradisional yang lekat dengan kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di pedesaan. Namun, pertanyaannya: sejak kapan sebenarnya masyarakat Indonesia mengenal ketapel?
Asal-Usul Ketapel
Ketapel diduga mulai dikenal di Indonesia sejak masa kolonial Belanda, sekitar abad ke-19 hingga awal abad ke-20. Pada masa itu, barang-barang dari karet mulai masuk ke Nusantara, termasuk ban dan selang yang kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membuat alat pelontar sederhana.
BACA JUGA:UMKM PPIQAILA Bogor Gelar Silaturahmi Inspiratif di Hendry's Kitchen
Sebelum mengenal bahan karet, masyarakat di beberapa daerah menggunakan alat serupa yang dibuat dari rotan atau serat tumbuhan, dengan tenaga pegas dari bambu atau tali ijuk. Namun, setelah karet dikenal luas, bentuk ketapel modern pun mulai berkembang.
Dari Mainan Anak Hingga Alat Berburu
Bagi sebagian besar masyarakat pedesaan, ketapel bukan sekadar mainan. Alat ini juga berfungsi sebagai sarana berburu burung, tupai, atau hama tanaman di kebun.
Anak-anak laki-laki di kampung umumnya sudah akrab dengan ketapel sejak kecil. Mereka belajar membuatnya sendiri dari cabang pohon jambu, belimbing, atau waru, dengan potongan ban dalam bekas sebagai karetnya. Batu kecil atau tanah liat yang dikeraskan menjadi peluru utamanya.
Di beberapa daerah seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi, ketapel bahkan menjadi bagian dari tradisi berburu kecil yang diwariskan turun-temurun. Keterampilan menggunakan ketapel sering kali dianggap simbol ketangkasan dan ketepatan seorang anak laki-laki.
Ketapel juga mencerminkan kreativitas masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan bahan-bahan sederhana di sekitar mereka. Dalam konteks sosial, alat ini menjadi simbol masa kecil, permainan di alam terbuka, dan hubungan erat antar-anak kampung yang tumbuh tanpa gawai.
Kini, meskipun permainan tradisional mulai tergeser oleh teknologi digital, ketapel tetap memiliki tempat tersendiri dalam ingatan banyak orang. Bagi sebagian, ketapel bukan hanya alat, melainkan kenangan masa lalu yang penuh nilai kebersamaan dan kemandirian.
Ketapel di Era Modern
Menariknya, ketapel kini mengalami transformasi. Di beberapa komunitas, ketapel dikembangkan menjadi alat olahraga menembak presisi. Bahkan sudah ada komunitas pemanah ketapel atau slingshot club yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Mereka mengadakan lomba ketepatan sasaran dengan peralatan yang lebih modern menggunakan bahan logam, karet sintetis, dan peluru khusus.
Meski begitu, akar budaya ketapel tetap melekat pada kesederhanaan dan tradisi masyarakat desa.
BACA JUGA:Melawan Arus Digital, Oi Batang Ajak Anak Main Permainan Tradisional