Tangerang, AktualNews – Riski Nurul Wahyudi, pemuda 21 tahun asal Dusun Krajan, RT 010/003, Desa Panemon, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menjadi korban penipuan dan perampokan setelah berkenalan dengan seseorang melalui akun Facebook.
Riski, anak tunggal yatim piatu, berbekal uang tunai Rp150.000 dan sebuah HP Oppo A54, nekat merantau ke Provinsi Banten untuk mencari pekerjaan. Ia berangkat dari Jawa Timur dengan bus pada Kamis, 12 Juni 2025, sekitar pukul 20.00 WIB, dan tiba di Terminal Pakupatan, Kota Serang. Sesuai arahan dari kenalannya di Facebook, ia kemudian naik transportasi online menuju Kampung Pesepatan, RT 001/002, Desa Kopo, Kecamatan Kopo, Kabupaten Serang lokasi yang dijanjikan sebagai tempat kerja.
Riski tiba di lokasi sekitar pukul 22.00 WIB dan menunggu selama dua jam. Sekitar pukul 00.30 WIB, dua orang tak dikenal datang menghampiri dengan sepeda motor. Tanpa basa-basi, salah satu pelaku menodongkan pisau dan hendak menusuk tubuh Riski, sementara pelaku lainnya memukulinya hingga tak berdaya. HP Oppo A54 miliknya serta dompet berisi uang Rp150.000 dirampas.
BACA JUGA:Luruskan Fakta, Ketum PWI Zulmansyah Sekedang Usul Percepat Kongres
Keesokan harinya, Jumat, 13 Juni 2025, sekitar pukul 09.00 WIB, Riski berencana membuat laporan di Polsek Cisoka. Namun, karena kondisi bingung dan kalut, ia salah bertanya kepada seorang pengunjung yang berada di sekitar polsek, bukan kepada petugas yang berjaga. “Maaf saya lagi sibuk,” jawab orang tersebut. Riski pun mengira tidak ada bantuan dan melanjutkan perjalanan tanpa sempat masuk ke dalam Polsek.
Riski kemudian berjalan tanpa arah tujuan dan akhirnya sampai di depan Mapolsek Jatiuwung, Kota Tangerang. Di sana, ia duduk di depan gapura dan ditemui oleh penjaga kantin, yang kemudian mengarahkannya masuk ke dalam Polsek untuk mendapat bantuan.
Kepada awak media, Riski menceritakan pengalamannya, “Niat saya dari Jawa Timur untuk lamar kerja lewat Facebook. Orangnya janjiin kerja di pabrik kayu. Pas sampai terminal, saya disuruh naik Grab, dan sesampainya di lokasi saya tungguin lama. Tiba-tiba datang dua orang, saya langsung ditodong pisau, HP dan dompet saya diambil. Saya sempat lawan makanya mata saya luka, biar nggak kena senjata tajam yang mereka bawa. Karena bingung, saya jalan terus tanya Polsek, sampai ke Polsek Cisoka. Di depan saya lihat ada orang pakai baju bebas, saya tanya, katanya ‘maaf saya sibuk’, saya kira itu petugas, makanya saya nggak masuk. Pas dikasih lihat foto-foto anggota Polsek Cisoka sama polisi, ternyata bukan orang itu. Lalu saya jalan jauh banget sampai akhirnya duduk di depan Polsek Jatiuwung, di situ saya ketemu orang kantin dan diarahkan ke dalam Polsek.”***