Jakarta, AktualNews -Mungkin karena para jurumudi Jaklingko tidak pernah ditatar bagaimana melayani penumpang maka kadang mereka melayani penumpang seenaknya saja.
Menurut Rina banyak warga yang menjadi penumpang Jaklingko merasakan pelayanan yang judes dan tidak ramah. Untuk itu pernah ia ingin melaporkan perilaku sopir ke Pemprov DKI Jakarta.
"Kadang ngobrol saja kami penumpang ditegur oleh Sopir. Mungkin terasa berisik di telinga sang sopir sehingga kami pernah ditegur. Akhirnya kami balik tegur, nanti kami kirim laporan ya ke Pemprov DKI Jakarta," kata Rina dalam Jaklingko nomor 12, trayek Tanabang ke Kampung Baru, Selasa (24/12)siang.
Penumpang Jaklingko harus memiliki kartu/Karcis Jak Lingko. Ini adalah transformasi dari Kartu OK-Otrip yang merupakan sistem transportasi yang terintegrasi (integrasi rute, integrasi manajemen, dan integrasi pembayaran) di DKI Jakarta.
Integrasi layanan transportasi publik ini tidak hanya melibatkan integrasi antara bus besar, bus medium, dan bus kecil di Transjakarta tetapi juga akan melibatkan transportasi berbasis rel yang dimiliki oleh kerjasama dengan perusahaan BUMN beserta BUMD Provinsi DKI Jakarta seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan KRL Commuter Line.Sistem pembayaran ini dikelola oleh PT Jaklingko Indonesia.
Menurut Rina lebih lanjut, sebaiknya para sopir ini pun dibekali bagaimana melayani penumpang dengan baik seperti hal yang ditunjukkan oleh pengemudi dan kenek bus Trans Jakarta.
"Mereka akan membuka pintu dan sang kenek akan turun untuk memastikan adakah penumpang ada yang akan naik. Jadi, meski tidak ada penumpang di halte - halte tertentu tetap saja bus berhenti," tutup Rina.***