Karanganyar, AktualNews - Ribuan jaket pengawas pemilukada di Jawa Tengah dijahit oleh peserta didik SMKN 1 Karanganyar. Mereka memproduksi seragam itu di kelas industri garmen.
Kelas tersebut baru saja dibuka bagi pelajar SMKN 1 Karanganyar jurusan tata busana. Di kelas ini, kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung tiga bulan untuk menyiapkannya magang selama enam bulan. Kelas ini diisi mentor dari dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Satu diantaranya CV Yes Muhammad Garmen. Perusahaan ini mendapat orderan memproduksi ribuan seragam yang dipakai pengawas pemilukada pada Pilkada serentak 2024. Seragam itu berupa jaket rompi berkantung empat dan berwarna krem.
Sebanyak 108 peserta di tiga kelas tersebut memiliki tugas berlainan. Ada yang membuat pola dan memotong bahan, ada pula yang menjahit. Dalam launching Kelas Industri Garmen SMKN 1 Karanganyar, aktivitas tersebut ditinjau langsung Plt Kepala Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Tengah Agung Wijayanto, Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nasikin dan pejabat lainnya.
"Yang diproduksi rompi pengawas TPS. Sudah selesai dikerjakan 3.000 buah. Orderan yang masuk ke CV Yes Muhammad, sebagian untuk pembelajaran di kelas industri garmen. Anak-anak di sini enggak dipekerjakan, tapi belajar dengan sistem industri. Dari DUDI mau mengajar di sini, sangat kami apresiasi. Rompi dari anak-anak disortir. Ada QC dari perusahaan," kata Kepala SMKN 1 Karanganyar, Y Sugeng Prihanto.
Ia membuka kesempatan DUDI lainnya bekerjasama dengan sekolahnya untuk mengisi kelas industri. Apalagi, DUDI bersedia mempekerjakan lulusan SMKN 1 Karanganyar. Ia mengatakan kementrian pendidikan mendorong sekolah memiliki teaching factory bekerjasama dengan dunia industri.
"Di kelas industri garmen ada 27 anak berkeinginan kuliah. Namun sisanya sudah diterima di dunia kerja nanti. Pasca lulus, gajinya sudah penuh," katanya.
BACA JUGA:Kitanan Masal Dalam Rangka Memperingati Hari Jadi Kabupaten Karanganyar Ke 107
Plt Kepala Dinas Pendidikan Jawa Tengah Wilayah VI, Agung Wijayanto meyakini pendidikan vokasi berperan penting mengentaskan kemiskinan di Jawa Tengah. Para lulusan berkompetensi sangat dinanti dunia kerja dan industri.
"Mereka yang kompeten, punya hard dan soft skill, disiplin dan attitude. Juga bekal kemampuan digital," katanya.
Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Nasikin mengatakan peserta didik SMK memang disiapkan bekerja. Sehingga praktik di sekolah harus punya porsi lebih besar dibanding teori.
"Ruh SMK memang bekerja. Saat masuk ke dunia industri akan susah jika tak punya keterampilan," katanya.
Launching kelas industri garmen diikuti penandatanganan MoU dengan perusahaan dan fashion show busana kreasi jurusan tata busana SMKN 1 Karanganyar.***