In Memoriam: Faisal Basri dan Nyanyian Suara Kritis

Jumat 06-09-2024,12:16 WIB
Reporter : Suherman Roy
Editor : Admin

Sebelum itu, Sen juga mengkritik kebijakan demonetisasi pada tahun 2016, di mana pemerintah India menarik mata uang besar dari peredaran. Sen menyebut kebijakan tersebut sebagai "kebijakan yang menghancurkan."

 

Kebijakan itu lebih banyak menyakiti rakyat miskin dan sektor informal yang sangat bergantung pada uang tunai. Kritiknya berfokus pada bagaimana kebijakan tersebut diambil tanpa memperhitungkan dampaknya terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi rakyat kecil.

 

Nyanyian kritis berbasis riset dan data seperti yang dipraktikkan oleh Faisal Basri, Thomas Piketty, dan Amartya Sen menjadi pandangan alternatif atas kebijakan agar lebih tepat dan adil. Di tengah derasnya arus kepentingan politik dan ekonomi, kritik berbasis data ini menjadi penjaga keadilan. Ini mengingatkan kebijakan harus selalu diukur dari dampaknya terhadap semua lapisan masyarakat, bukan hanya segelintir elite.

 

Nyanyian kritis berbasis riset adalah elemen vital menjaga demokrasi tetap hidup. Tanpa kritik yang terukur dan terinformasi, pemerintah akan berjalan tanpa kendali, berpotensi mengabaikan suara rakyat kecil yang kerap terpinggirkan. Melalui data, para kritikus seperti Faisal, Piketty, dan Sen memberi suara kepada mereka yang tak terdengar, memastikan bahwa kekuasaan selalu diawasi dan dipertanggungjawabkan.

 

Tentu saja sikap kritikus soal apapun bukanlah satu- satunya kebenaran. Realitas itu seperti hologram. Banyak dimensinya. Posisi yang berbeda dapat melihat realitas yang berbeda. Namun ruang publik menjadi sehat jika membiarkan kritisisme itu tumbuh.

 

Beruntunglah sebuah negara yang memiliki banyak kritikus kuat. Apalagi jika kritik yang dilontarkan berbasiskan data dan riset. Masyarakat lebih diuntungkan lagi jika kebijakan publik yang diambil sudah pula dilezatkan dan diperkaya oleh kritik yang kuat itu.

 

Selamat jalan Faisal Basri. Terima kasih atas passion, keberanian, kejujuran, riset, dan data, yang ikut menumbuhkan tradisi kritik di Indonesia. (*)

 

Magelang, 6 September 2024

 

Kategori :