Jakarta, AktualNews-Pengusaha pangkalan Gas Elpiji 3 Kg tumbuh bak jamur di musim hujan. Apakah nasib mereka akan berguguran seperti yang dialami oleh pengusaha wartel? Perjalanan waktu yang akan menjawab.
Dahulu saat bisnis wartel marak, banyak orang berebut membuka usaha penyewaan jasa warung telekomunikasi disingkat WARTEL. Namun, seiring kemajuan zaman, maka wartel nyaris 100% tutup berikut bisnis pager (baca: pejer) tumpas dengan deras begitu whatsapp hadir .
Itu adalah contoh kemajuan teknologi menggilas bisnis masyarakat. Akibatnya tidak terhitung kerugian yang dialami masyarakat. Pengusaha wartel mengalami kerugian, tapi PT. Telkom tetap bertahan meski jutaan Telepon Umum menjadi bangkai teknologi usang yang ditelan zaman.
BACA JUGA:Tiga Orang Resmi Jadi Tersangka, Kasus Pengoplosan Elpiji di Medan
Gambaran di atas pun identik dengan anggota masyarakat yang memiliki Pangkalan Minyak Tanah yang tumpas bersama kebijakan Pemerintah mengganti Bahan Bakar Minyak menjadi pemakaian gas elpiji 3Kg yang disebut Gas Melon 3 Kg.
Bukan tidak mungkin suatu kali kebijakan Pemerintah berubah lagi. Gas Elpiji 3 Kg dirubah menjadi pemasangan Gas Bawah Tanah? Di kota-kota besar pemasangan gas bawah tanah sudah umum terjadi. Di kota Surabaya, misalnya, pemakaian gas bawah tanah memasok seluruh kawasan perumahan yang ada.
Bila pemasangan gas bawah tanah sudah menjadi kebijakan pemerintah, maka itu pertanda banyak pengusaha pangkalan Gas Elpiji 3 Kg yang tutup. Meski itu perhitungan yang terjadi di kota - kota besar, tapi bukan tidak mungkin perubahan segera terjadi, cepat atau lambat.
Tanda-tanda itu dimulai dari lahirnya "Bright Gas" yang dipromosikan sebagai pilihan cerdas. Untuk saat ini kebijakan dengan cara melahirkan ukuran tabung di atas 3 Kg itu tidak disambut antusias masyarakat. Tabung gas elpiji 3Kg alias gas melon masih disukai oleh masyarakat luas.
BACA JUGA:Gubsu Minta Pertamina Jaga Ketersediaan BBM dan Elpiji
Tabung Gas Elpiji 3 Kg masih tetap bertahan lebih dari 17 tahun setelah kebijakan pemerintah mewajibkan penggantian pemakaian minyak tanah di rumah tangga menjadi pemakaian gas elpiji 3Kg sebagai cara Pengalihan bentuk subsidi bahan bakar.
Persatuan Pengusaha Pangkalan Gas Elpiji 3 Kg (PP-PG3K) mengingatkan agar para anggotanya untuk bersiap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi: teknologi semakin maju, maka akan ada bisnis yang terjungkal.***