Tinggalkan Demokrasi, Bangkitkan Musyawarah ( Sebuah Catatan Filsafat )

Sabtu 27-01-2024,05:34 WIB
Reporter : Hans SW
Editor : Admin

Tausyiah  kali ini mengingatkan, telah datang suatu zaman dimana ada pemimpin yang besar kerna disablon dibulan. Banyak rakyat mabok dicekok  kebodohan. Mereka ramai - ramai mengelukan sang pemimpin, akhirnya sang pemimpin  rajin  kesalon ketimbang bercermin.

Bumi gonjang ganjing, langit kelap kelip, kehidupan jungkir balik. 

Kebenaran menjadi barang mahal, kebohongan menjadi alat penerang dan kaum cendekia menjadi pemandu sorak kekuasan. Maka ketika sang pemimpin kentut  sontak mereka mengatakan, " Pemimpin kita sedang mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk negeri ".

BACA JUGA:MENAPAK SAAT-SAAT TERAKHIR REZIM (2): Seruan Nasional untuk Selamatkan Indonesia dan Merdeka Kembali

Gegap gempita puja puji membuat sang pemimpin keluar orbit. Ia tak mampu lagi menapakan kaki dibumi. Setiap hari ditengah utang negeri melangit,  dengan senyum khas ia menyapa rakyatnya, " Piye kabare ? Enak tenan jaman ku toh ? "

Tausyiah edan kali ini hendak mengingatkan : 

" Telah datang zaman edan, suatu zaman dimana orang  tak edan hidup tak nyaman. Tapi senyaman - nyamannya orang édan, lebih nyaman lagi  orang edan yang punya kekuasaan".***

 

Oleh: Habib Jansen Boediantono

Tags :
Kategori :

Terkait