Kota Tangerang, AktualNews- Sekolah Tinggil Ilmu Syari’ah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang menerima kunjungan Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kelas I Tangerang, Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), Senin, 8 Januari 2024. Mereka tiba di kampus tepat pada pukul 14.00 WIB seperti yang disepakati sebelumnya.
BACA JUGA:Bagaimana Cara Memilih Capres dan Cawapres, Panduan Memilih Yang Tepat dan Bijak
Bersama mereka hadir Kasubsi Bimbingan Kerja Bapas Kelas I Tangerang, Bapak Andreas Andi Frisdian; Kasi BKD Bapas Kelas I Tangerang, Ibu Victoria Sarlotha Lebitren, beserta jajaran. Dari sekian kampus yang ada di Tangerang, mereka sengaja memilih STISNU Tangerang untuk dijadikan patner kolaboratif dalam bidang pemasyarakat, khususnya pada pembinaan dan kepribadian klien.
Istilah klien yang dimaksud oleh mereka adalah merujuk pada napi yang sudah keluar lapas namun masih harus menjalani pelaporan sesuai waktu yang sudah ditentukan. Bapas berharap para napi yang keluar dan kembali berbaur dengan masyarakat bisa menjalani hidup dengan baik. Karena itu diperlukan pembinaan kepribadiaan, baik mental, spiritual, dan karakter.
BACA JUGA:Terkait Meningginya Curanmor, Kapolrestabes Medan Imbau Warga Gembok Motor
Andreas Frisdian, Kasubsi Bimbingan Kerja Bapas Kelas I Tangerang, mengatakan "Kami datang ke sini (STISNU) untuk mencari apa yang perlu dilakukan bersama, terutama mengenai pembinaan kepribadian klien (napi) agar mereka bisa menjalani hidup lebih baik, sehingga tidak melakukan kejahatan ketika kembali berbaur dengan masyarakat,” ucapnya.
Kehadiran mereka tentu saja disambut hangat Ketua STISNU Nusantara Tangerang, Dr. Muhammad Qustulani, MA, Wakil Ketua I Ecep Fariduddin, MA, dan Ketua LPPM Asrori, MA. Tidak ketinggalan ikut serta juga Konsultan Akademik STISNU Tangerang, Dr. Badruddin, MA.
Menyikapi tawaran kerjasama kolaboratif yang ditawarkan Bapas, STISNU Tangerang menerimanya dengan tangan terbuka. Ketua STISNU menjelaskan cosmic intelligence yang kemungkinan bisa dijadikan metode pembinaan kepribadian pada klien di Bapas Tangerang.
Menurut Dr. Qustulani, "cosmic intelligence dioreintasikan pada kesadaran diri. Sehingga siapa saja yang menekuni metode ini bisa menjadi manusia yang berkesadaran dan mampu menggali potensi diri. Maka dengan sendirinya dia akan menyadari asal muasalnya, fungsi kehadirannya di dunia, dan kemana akan kembali setelah kehidupan ini. STISNU punya metode penyadaran diri yang mungkin bisa diterapkan dalam memperbaiki mental klien (napi), karakternya, dan juga spiritualnya. Ketika kesadaran itu sudah didapat (siapa dirinya, apa tujuan hidupnya di dunia, dan kembali kemana setelah hidup di dunia) maka dia akan mengenali potensi dirinya,” ujarnya.
Bagi Ketua STISNU Tangerang, bisa berkolaborasi dengan Bapas seperti membuka harapan baru di awal tahun baru ini. Tetapi harapan baru itu tidak sebatas dipahami bagi STISNU-BAPAS yang sepakat menjalin kerjasama kolaboratif, tapi juga bagi para klien yang diharapkan bisa membuka lembaran baru dan kehidupan baru setelah mengikuti pembinaan kepribadian dengan metode cosmic intelligence.
Setelah menyimak penjelasan apa itu cosmic intelligence, pihak Bapas Kelas I Tangerang mengaku tertarik. Bahkan secara pribadi dari mereka ada yang ingin ikut mendalami dan mempraktikannya. Obrolan dalam pertemuan itu begitu cair, mengalir seperti obrolan sahabat lama yang baru kembali dipertemukan. Kedua pihak merasa seperti ada energi yang berjejaring di antara mereka sehingga perlu dipertemukan menjalin kerjasama, bersinergi secara kolaboratif.
STISNU Tangerang sendiri dalam waktu dekat berencana akan membalas kunjungan ke Bapas Kelas I Tangerang, sekaligus menuangkan hasil kesepakatan kedua belah pihak dalam Memorandum of Understanding (MoU). Dalam rencana kunjungan balasan tersebut, akan ikut serta juga Kiai Abdul Hakim, MA, guru cosmic intelligence, yang juga aktif mengisi seminar dan kajian di forum-forum nasional dan pesantren.***