Jakarta, AktualNews -Saat ini di media sosial beredar video tentang calon presiden nomor 1 Anies Baswedan yang dipeluk oleh seorang pria dan ditarik hingga hampir jatuh tersungkur. Ada apa ini gerangan kiranya?
Video lain, terlihat eorang pria mengenakan kaos bergambar wajah Anies dan bertopi putih bertuliskan kalimat tauhid tengah ditegur keras oleh salah satu pengawal Anies. Pria tersebut. Sang pria terlihat seperti (pura-pura) sesungukan terbata-bata.
Akun tiktok @katarokai tersebut, menjelaskan peristiwa tersebut terjadi di Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya, Jawa Barat. Memang, Kamis 4 Januari 2024 saat capres Anies mengunjungi pesantren di Cipasung Singaparna, Tasikmalaya. Di sana Anies menerima deklarasi dukungan dari para kyai dan ulama se-Tasikmalaya.
BACA JUGA:Hankook Tire Dukung Masyarakat Kabupaten Bekasi Raih Kesempatan Kerja Melalui Pelatihan Kompetensi
Hingga kini belum ada keterangan resmi dari tim AMIN mengenai apa yang terjadi. Tidak ada jaminan bahwa dari video pria yang menarik Anies itu adalah salah satu pendukung meski terlihat dari atribut yang dia pakai. Apa tidak mungkin ada INTRUDER BUSUK yang bekerja?
Tim AMIN kudu waspada. Peristiwa tersebut bakal sering terjadi. Saat lokasi acara Desak Anis di Pontianak (26/12/23), Anies juga disambut massa dimana seorang pria yang juga mengenakan topi warna putih mengenakan baju putih bertuliskan Anies, menempeleng Anies dan membuat Anies sedikit menunduk.
"Anehnya, hingga kini pihak panitia masih menyebutkan bahwa pria tersebut merupakan pendukung Anies dan dia tidak punya maksud jahat,hanya ingin menyalami Anies, namun karena massa sangat berdesakan maka tangannya terdorong hingga terkesan menempeleng." Ungkap Pengamat Hukum Politik Suta Widhya, Sabtu 6 Januari 2023 pagi di Jakarta.
Menurut Suta, Tim AMIN tidak memahami apa yang dikatakan oleh Mendagri Tito yang telah menjelaskan tentang bahaya yang mengancam. Justru malah sibuk negatif thinking dengan uraian Tito. Padahal mestinya berterima kasih atas peringatan tersebut.
BACA JUGA:Kedutaan Ukraina Sosialisaikan Inisiatif dan Kebijakan Untuk Warga dan Internasional
“Kami sarankan agar membahas bagaimana aspek keamanan. Peristiwa yang dialami oleh John Lennon yang tewas oleh penggemar harus menjadi pelajaran penting. Ingat, siapapun yang tewas di negeri ini Indonesia tetap ada. Berjalan dengan segala aktivitas. Tidak ada kiamat karena peristiwa hilangnya nyawa siapapun."Lanjut Suta.
Suta berandai-andai ada pendukung planet lain yang fanatik tidak ingin Anies keluar sebagai pemenang. Apa ini tidak mungkin terjadi? Lalu ujung-ujungnya si pelaku dinyatakan gila dengan sandiwara rapih top markotopnya.
Sebaiknya Tim Anies mengurangi interaksi dengan para pendukungnya, tidak perlu kuatir apakah itu bakal merugikan Anies sebagai kandidat. Keamanan perlu ditingkatkan 22 kali lebih ketat. Bila perlu 66 kali sebagaimana seorang presiden di Rusia misalnya.
"Ingat kita perlu tarik benang merah banyak pihak yang ingin statusquo berjalan terus di negeri ini. Tawaran perubahan tentu saja mengancam eksistensi kenyamanan yang mereka rasakan selama ini. Apalagi jargon Anies" membesarkan yang kecil tanpa mengecilkan yang besar" amat menakutkan mereka. Ini sama saja membuka keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia." Lanjut Suta.
Fenomena Anies memang unik. Jauh luar biasa dukungan pada Anies kali ini dibanding saat tampilnya Amien Rais maupun SBY di tengah masyarakat pada zaman kemunculan pasca reformasi dan di era Pilpres langsung yang pertama kali. Karena kehadiran Anies mampu menyedot perhatian jutaan massa saat hadir di beberapa tempat di kota yang berbeda. Tampaknya, Anies menawarkan oase kerinduan rakyat terhadap makna kemerdekaan Indonesia yang sesungguhnya.***