Xendit Ajak Masyarakat Tingkatkan Kepemimpinan Perempuan Untuk Wujudkan Kesetaraan Gender di Industri Fintech

Selasa 28-11-2023,09:22 WIB
Reporter : Rosis Aditya
Editor : Rosis Aditya

Jakarta, AktualNews – Bulan Fintech Nasional (BFN) 2023 yang berlangsung 11 November hingga 12 Desember 2023 diprakarsai oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) dan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) menjadi wujud nyata upaya konsisten dari pemerintah, asosiasi, dan pelaku usaha fintech meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan fintech. Perkembangan fintech diharapkan mampu mendukung perekonomian masyarakat dan mempercepat pemulihan ekonomi nasional secara luas menuju resiliensi ekonomi dan stabilitas keuangan. Bulan Fintech Nasional 2023 yang merupakan gelaran berkesinambungan selama satu bulan penuh melalui platform virtual yang bisa diakses oleh publik dapat menjadi momentum untuk meningkatkan literasi keuangan digital dan sarana efektif mendorong penguatan ekosistem keuangan digital yang berkelanjutan. Berbagai kegiatan yang disediakan meliputi virtual job fair, webinar series yang mengangkat topik terkait literasi dan edukasi keuangan digital, ragam kegiatan promosi kepada pengguna fintech serta rangkaian kegiatan bersama media untuk meningkatkan kesadaran mengenai penggunaan produk dan layanan fintech yang tepat guna.

Sebagai puncaknya, digelar The 5th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2023 di Jakarta pada 23-24 November. Mengangkat tema “Accelerating Growth: Promoting Sustainable Integration and Collaboration for A Stronger Digital Economy", acara ini merupakan realisasi langkah bersama seluruh pemangku kepentingan di sektor teknologi keuangan untuk memperluas peran positif dan meningkatkan sinergi dan kolaborasi lintas sektor demi memajukan ekonomi digital Indonesia. Selain pemangku kepentingan dari Otoritas Jasa Keuangan dan Bank Indonesia serta berbagai regulator, acara ini juga melibatkan para pelaku industri fintech di tanah air.

Xendit sebagai perusahaan infrastruktur pembayaran digital terdepan di Asia Tenggara turut berperan aktif mendukung terlaksananya Bulan Fintech Nasional 2023, dengan menjadi salah satu sponsor pendukung The 5th Indonesia Fintech Summit & Expo 2023. Hingga saat ini, tercatat 73 Perusahaan Anggota AFTECH yang berpartisipasi sebagai kontributor, dan 24 perusahaan anggota dan non-anggota AFTECH sebagai sponsor program BFN dan IFSE 2023. Sepanjang Bulan Fintech Nasional 2023 berlangsung, masyarakat Indonesia diperkenalkan kepada berbagai jenis bisnis model fintech yang ada di Indonesia melalui berbagai program insentif dari berbagai perusahaan fintech terkemuka.

BACA JUGA:Co-founder and COO Xendit, Tessa Wijaya, Raih ASEAN Entrepreneurs Award 2023 di Korea Selatan

Pada rangkaian Bulan Fintech Nasional yang digelar di tahun ke-5 ini, Xendit turut berupaya meningkatkan literasi keuangan digital masyarakat dengan menjadi narasumber di beberapa sesi maupun webinar.  Diantaranya dalam diskusi panel utama dengan tema “ Unleashing Women’s Leadership Potential: Advancing Gender Equality in Indonesia’s Fintech Industry” yang digelar pada 23 November 2023 di The Kasablanka Hall Mall Kota Kasablanka, menghadirkan  Chief Operating Officer Xendit, Tessa Wijaya sebagai moderator dengan pembicara Sophia Wattimena, Ketua Dewan Audit OJK;  Lily M. Sambuaga, Wakil Ketua Umum I AFTECH dan Elwyn Panggabean, Director Advisory Services for Southeast Asia Women’s World Banking. Sesi diskusi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya kesetaraan gender dan peran kepemimpinan perempuan dalam industri fintech serta berbagi strategi efektif untuk mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan di sektor fintech.

Dalam diskusi ini, Tessa Wijaya, selaku moderator memaparkan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan di sektor jasa keuangan termasuk perusahaan fintech yang tergolong masih rendah jika dibandingkan dengan kepemimpinan laki-laki. Berdasarkan data AFTECH pada 2023, hanya ada 16% perempuan dari keseluruhan Chief Executive Officer (CEO) di perusahaan fintech di Indonesia. Perempuan yang masuk sebagai founder fintech di Indonesia pun hanya mencapai 22,7%.  Sementara survey AFTECH menunjukkan 39,23% transaksi fintech disumbang dari kalangan perempuan. “Kita harus mendukung potensi kepemimpinan perempuan, dengan mendorong terwujudnya kesetaraan gender terutama di industri fintech Indonesia. Untuk mewujudkan inklusi bagi perempuan dan gender equality di industri ini perlu dukungan support system dari keluarga maupun masyarakat. Kita juga harus mengubah persepsi, yakin bahwa perempuan layak dan mampu menjadi pemimpin di bidang apapun. Meningkatkan peran perempuan dan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan sangatlah penting bahkan terbukti mampu meningkatkan GDP global hingga 5 triliun USD, “ungkap Tessa.

Dalam kesempatan yang sama, pentingnya peran perempuan di sektor fintech juga diungkapkan Sophia Wattimena, melalui data Otoritas Jasa Keuangan yang menyebut bahwa indeks inklusi dan literasi keuangan perempuan terus bertumbuh. Pada 2022, tingkat inklusi keuangan perempuan mencapai 83,88% dibandingkan pada 2019 sebesar 75,15%. Tingkat literasi keuangan perempuan mencapai 50,33% pada 2022, naik dibandingkan posisi 2019 sebesar 36,13%. Bahkan literasi keuangan perempuan pada 2022 mengalahkan tingkat literasi keuangan laki-laki yang berkisar 49,05%.  “Perempuan memiliki kompetensi yang tidak kalah dengan laki-laki. Hasil survey OJK menyebut bahwa perempuan memiliki keunggulan yang sama namun dari sisi kepercayaan diri masih kurang. Dari segi penguasaan teknologi dan knowledge sudah setara hanya perlu kepercayaan diri, berani ambil keputusan, lebih komunikatif dan memiliki iklim suportif agar bisa menjadi pemimpin di era digital,” papar Sophia.

BACA JUGA:Kerjasama Xendit dan Astro, Permudah Transaksi Pelanggan dengan Fasilitasi Berbagai Metode Pembayaran

Hal senada juga dipaparkan Lily M. Sambuaga, yang menekankan pentingnya meningkatkan inklusi keuangan dan literasi digital untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam kepemimpinan di era digital. “AFTECH meyakini bahwa fintech bisa menjadi garda terdepan untuk meningkatkan inklusi keuangan dalam masyarakat. Ini karena Indonesia yang sangat luas dengan 67 % penduduknya memiliki akses terhadap handphone dan teknologi untuk mengakses fintech dalam keseharian mereka. Selain itu penetrasi internet di Indonesia dilakukan dengan kebiasaan masyarakat yang mobile first sehingga masyarakat terkoneksi internet melalui handphone dan fintech ada di situ. Disinilah diperlukan peran perusahaan fintech untuk menjadi tonggak utama peningkatan literasi digital maupun inklusi keuangan dengan cara mengedukasi masyarakat,” ungkap Lily.

Lebih jauh, sesi diskusi yang juga bisa diikuti secara online ini mengupas tuntas mengenai langkah strategis dan inisiatif yang diterapkan untuk mempromosikan peran perempuan di sektor fintech. Sebagai penutup diskusi, Elwyn Panggabean mengajak masyarakat untuk memahami pentingnya kesetaraan gender dan memberikan peluang yang sama dan dukungan kepada perempuan untuk menjadi pemimpin.” Potensi dan partisipasi perempuan dalam angkatan kerja perlu terus ditingkatkan. Disisi lain, potensi pasar dari segmen perempuan juga besar. Mendengarkan suara, memahami hambatan dan memberikan dukungan kepada perempuan penting untuk keberhasilan usaha. Keberagaman dan kesetaraan gender dalam institusi termasuk perusahaan fintech, akan meningkatkan inovasi untuk pertumbuhan usaha, juga akan menghasilkan strategi bisnis dan layanan fintech yang lebih baik dan inklusif,” pungkasnya.

Selama berlangsungnya The 5th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2023, Xendit membuka Gerai Pusat Informasi untuk membantu menyediakan solusi bagi para pelaku usaha yang ingin mengembangkan bisnisnya. Melalui Bulan Fintech Nasional 2023, para pelaku industri fintech termasuk Xendit mengajak masyarakat untuk memeriahkan kampanye digital #SiPalingFintech yang merupakan kampanye meningkatkan antusiasme publik dengan mengajak masyarakat luas berperan aktif menjadi individu yang memahami fintech sehingga dapat memberikan pengaruh yang positif kepada lingkungan sekitarnya untuk mengenal, memanfaatkan dan menggunakan ragam produk dan layanan fintech dalam mendukung aktivitas sehari-hari dan mendorong digitalisasi di Indonesia. 

Bagi Xendit, berpartisipasi dalam Bulan Fintech Nasional dan The 5th Indonesia Fintech Summit & Expo (IFSE) 2023 merupakan hal yang penting karena Xendit percaya bahwa sektor keuangan digital memiliki potensi yang sangat menjanjikan, sehingga dibutuhkan kolaborasi dari para stakeholders, mulai dari asosiasi, pemerintah, hingga perusahaan swasta, untuk membuat layanan keuangan digital semakin inklusif dan mampu menjangkau segenap lapisan masyarakat

Data e-Conomy SEA 2022 Reports by Google, Temasek and Bain & Company menyebut pertumbuhan ekonomi digital Indonesia menempati posisi pertama diantara negara-negara ASEAN lain. Selama tahun 2017-2021, pertumbuhan ekonomi digital Indonesia tercatat naik empat kali lipat atau sebesar 414%. Sementara, sepanjang tahun 2020-2022 terjadi peningkatan akselerasi perekonomian digital secara signifikan. Nilai pertumbuhan ekonomi digital meningkat dari US$41 miliar pada 2019 menjadi US$77 miliar pada 2022, dan diprediksi akan terus naik dengan nilai US$130 pada 2025. Selain itu, data startupranking.com juga menyebut sepanjang tahun lalu Indonesia telah mengalami peningkatan investasi di sektor digital, dengan jumlah kesepakatan senilai $3 miliar. Hal ini menjadikan Indonesia menjadi penerima investasi terbesar kedua di kawasan ASEAN. Dengan pencapaian ini, ekosistem digital Indonesia diyakini mampu semakin mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan menggerakkan perekonomian nasional.

BACA JUGA:Tessa Wijaya, COO Xendit, Wakili Indonesia di Penghargaan Top 100 Asia-Pacific Women-Powered, High-Growth Busi

Kebangkitan ekonomi digital Indonesia yang pesat merupakan bukti nyata dari kemampuan beradaptasi, kerja keras, dan ketangguhan masyarakat Indonesia secara keseluruhan, yang tentunya menjadi gambaran tentang pentingnya literasi digital di era perkembangan lanskap digital. Data dari Global Web Index menunjukkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat di dunia untuk penetrasi pengguna internet di Indonesia, sehingga pemerintah menargetkan inklusi keuangan digital mencapai 90% di tahun 2024 mendatang.

Kategori :

Terpopuler