Bogor, AktualNews - Menyikapi kejadian beberapa waktu lalu tertangkapnya 8 orang warga yang diindikasi sebagai Teroris di wilayah Desa Sukajaya Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor, Pemdes Sukajaya menggandeng Densus 88 Kepolisian RI dengan melaksanakan sosialisasi terkait Terorisme yang juga turut dihadiri mantan Napiter (mantan pelaku terorisme), dilaksanakan di Villa Serena Kp. Nambo Rt. 05/02 Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Senen (13/11).
Mengambil tema "Membangun dan Meningkatkan Kewaspadaan Masyarakat Dalam Mencegah Masuknya Paham Intoleran Radikalisme dan Terorisme Yang Dapat Memecah Belah Negara Kesatuan RI" acara dibuka dengan menyayikan lagu wajib Indonesia Raya yang diikuti seluruh hadirin.
Hadir dalam giat tersebut Kepala Desa Sukajaya, Densus 88 Kepolisian RI, Kapolsek Tamansari, Danpos Tamansari yang mewakili Danramil Tamansari, Kasi Trantib Kecamatan Tamansari, MUI Desa Sukajaya, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakar, Aliansi LSM/Ormas Kecamatan Tamansari, Ketua Rt/Rw Desa Sukajaya serta Pimpinan Pondok Pesantren di Wilayah Desa Sukajaya dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya Kepala Desa Sukajaya Hayatuzen mengatakan bahwa dengan dilaksanakannya sosialisasi terkait bahaya paham intoleran, radikalisme dan terorisme berharap khususnya warga Desa Sukajaya untuk dapat lebih membangun dan meningkatkan kewaspadaan akan masuknya paham-paham tersebut.
BACA JUGA:Cuaca Buruk Akibatkan Harga Cabai di Tangerang Mengalami Kenaikan
"Mudah-mudahan dengan adanya sosilaisasi ini dengan penjelasan, keterangan dari Densus 88 dan juga mantan Napiter warga masyarakat dapat lebih paham dan mengerti serta lebih waspada dan jangan sampai terbawa," ucapnya.
Melalui Direktorat Pencegahan Densus 88 Kepolisian RI yang menjelaskan terkait apa itu Intoleran, Radikalisme dan Terorisme yang disimak dengan baik oleh para hadirin. Bahwa Radikalisme itu tidak mewakili satu agamapun, jangan berfikir radikalisme itu muslim atau islam tidak seperti itu. Di Luar Negeri banyak kejadian terorisme itu bukan dari Islam. Jadi bukan berdasar agama tapi penyimpangan dari agama.
"Jadi saya garis bawahi tidak ada tindakan atau paham radikalisme/terorisme mengatas namakan agama apapun," jelasnya.
Masih Dia jelaskan bahwa terorisme itu sebuah proses, tidak ada orang berpaham radikal/terorisme itu langsung jadi teroris tidak ada tapi melalui proses atau bertahap.
Juga gambaran Intoleran, Radikalisme dan Terorisme disampaikan dengan gamblang oleh Napiter (mantan teroris) sehingga dapat menjadi bekal untuk lebih waspada dengan paham-paham yang menyesatkan.
Kapolsek Tamansari Iptu Jajang mengatakan sangat mendukung Sosialisasi dan Deklarasi yang diprakarsasi Kepala Desa ini.
"Tetap waspada dan tetap jaga diri dan tidak gampang terproporkasi tetap antisipasi," ucapnya.
Dalam kesempatan inipun Kapolsek berpesan menjelang Pemilu tetap aman dan kondusif. Boleh partai berbeda, nomor berbeda, gambar berbeda tetap satu NKRI Harga Mati.
Senanda Danpos Tamansari Peltu Pranowo mengajak agar kita semua menjaga keamanan, tetap jaga ketertiban, kondusifitas yang rukun deni NKRI Harga Mati.