Kab Sukabumi, AktualNews - Talud/Turap atau dinding penahan tanah adalah salah satu konstruksi yang mungkin sudah tidak asing bagi orang-orang Indonesia, khususnya mereka yang tinggal dekat dengan sumber air, atau perbukitan secara simpel, talud adalah dinding penahan tanah yang terbuat dari beton atau batu kali yang diperkuat campuran semen pasir dan air.
Talud atau dinding penahan tanah ini berfungsi untuk menahan gaya tekanan dari air, tanah, dan hal lain di sekitarnya sehingga memperbesar tingkat kestabilan tanah. Karena fungsinya ini, talud/turap penahan tanah umumnya dibangun di daerah yang kondisi tanahnya masih labil. Minggu (27/08/2023)
Sama halnya maksud dari pembangunan talud/turap di Kp.Cipicung Rt.02 Rw 06 Desa Cibolang Kecamatan Gunung Guruh Kabupaten Sukabumi, yang di bangun sudah beberapa bulan diatas tanah Bapak Beri (sebutan untuk pemilik), namun pada Hari Sabtu Tanggal 26 Agustus 2023 terjadi longsor yang membuat proses pembuatan talud ini ambruk di kurang lebih 70% pengerjaan, menutup aliran sungai (solokan) untuk pengairan sawah masyarakat setempat, dan puing bebatuan nya pun jatuh tepat diatas pesawahan warga Pak Oleh (pemilik sawah yang tertimbun bebatuan) karena suara gemuruh, saat longsor pada pukul 11.00 wib 26/08/2023 warga masyarakat berbondong-bondong melihat ke tempat kejadian perkara.
BACA JUGA:Desa Jayanti Adakan Gebyar Semarak Kemerdekaan Sebagai Perayaan Puncak Memperingati HUT RI ke 78
Adapun kejadian ini menurut masyarakat sekitar dan pekerja yang saat itu masih bekerja di sinyalir Pondasi batu kali yang tiba-tiba turun disebabkan karena lapisan tanah di bawah pondasi kondisinya kurang padat/kurang keras, sehingga tidak mampu menopang beban di atasnya. Penyebab lain yang menimbulkan pondasi batu kali turun adalah ukuran pondasi yang kurang besar, tidak sesuai dengan beban talud yang tinggi di atasnya, dan juga posisi/letak pondasi berada dalam sudut longsor tanah. Ditambah bencana alam gempa bumi beberapa hari kebelakang dimana tanah mengalami perubahan karakteristik akibat kejadian bencana alam tersebut.
Namun, bialamana merencanakan dengan baik sebelum mulai membangun, maka akan meminimalisasi terjadinya permasalahan struktur pada pondasi awal pembangunan talud ini, keselamatan masyarakat lah yang paling utama.
Sampai saat ini masyarakat pemilik pesawahan mengeluh dengan ada nya kejadian ini, dan langsung menyampaikan ke pada mandor atau pengawas proyek pembangunan talud Bapak Yono.
"Belom datang bos nya.
Pusing saya .... yang punya tanah sawah suruh cepat di angkat batunya". Ungkap yono lewat pesan whatsApp.
"Mungkin saat ini masih aman karena sawah masyarakat masih kering namun ketika bulan september biasaya hujan mulai turun dan masyarakat mulai turun ke sawah kembali namun keluhan warga bagai mana kalau aliran sungai irigasi nya tertutup bebatuan dari reruntuhan, jadi harus secepat nya bebatuan atau reruntuhan nya di angkat", tutur warga yang tidak ingin di sebut namanya.***