Eksploitasi Konten Pornografi

Minggu 16-07-2023,08:40 WIB
Reporter : Aktual News
Editor : Aktual News

Jakarta, AktualNews - Kemajuan teknologi dalam mengakses informasi telah mempengaruhi cara manusia mencari informasi, dengan memperluas akses informasi meningkatkan transparansi, meningkatkan akses pendidikan dan kesehatan, serta meningkatkan efisiensi pencarian informasi. Sebab itu, memungkinkan manusia untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dengan lebih mudah dan cepat, serta meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mencari informasi. Dengan adanya kemajuan teknologi di zaman sekarang ini memudahkan semua orang untuk berkomunikasi, hal ini membuat kehidupan jauh lebih praktis dan modern, dengan perkembangan teknologi yang pesat. Oleh karena itu, teknologi sangat memainkan peran penting dalam kehidupan manusia. Sebaiknya, manusia harus bijak dalam menggunakan teknologi dan memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. Terutama dalam tindakan menyebarkan atau mendistribusikan materi, yang melanggar kesusilaan dan berisi konten seksual secara eksplisit yang biasa disebut Revenge Porn. Kasus Penyebaran Konten Pornografi (Revenge Porn) Menurut Komnas Perempuan, jenis kekerasan online berbasis gender yang paling banyak dialami oleh korban adalah revenge porn. Pada tahun 2018, terdapat 33 kasus pornografi balas dendam yang dilaporkan ke Komnas Perempuan. Ditahun 2019, LBH APIK menerima 17 kasus kekerasan berbasis gender online, yang meliputi gambar intim non-konsensual (NCII) atau revenge porn. Dan tahun 2020, jumlah kasus kekerasan online berbasis gender meningkat menjadi 942 kasus, menurut Komnas Perempuan. Dilansir melalui website southeastasiaglobe “Lembaga Bantuan Hukum Wanita menyatakan bahwa, penyebaran konten pornografi adalah bentuk kekerasan seksual dan pelanggaran hak asasi manusia”. Dampak Revenge Porn Masalah serius seperti ini berdampak besar bagi korban, seringkali mengalami tekanan emosional yang signifikan, termasuk perasaan malu, terhina, dan cemas saat berada di lingkungan. Oleh karena itu, dapat mengakibatkan trauma psikologis yang terjadi pada korban bisa menimbulkan gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD), depresi, hingga kecemasan. Tak hanya masalah psikologis saja, dampak sosial juga dapat merusak reputasi dan hubungan. Menyebabkan stigma sosial bahkan kehilangan pekerjaan atau kesempatan pendidikan, menjadi sasaran cyberbullying yang didapatkan seperti penghinaan, ancaman, dan sasaran pelecehan. Hal yang harus dilakukan ketika terkena Revenge Porn 1-Menghentikan penyebaran konten revenge porn, hal ini dapat dilakukan dengan menghubungi platform media sosial atau situs web yang menampung konten tersebut dan meminta penghapusan konten tersebut. 2-Melaporkan kasus revenge porn ke pihak berwajib, seperti kepolisian atau lembaga perlindungan perempuan dan anak. Hal ini dapat membantu korban untuk mendapatkan bantuan dan perlindungan hukum. 3-Mencari dukungan dari keluarga, teman, atau lembaga bantuan untuk membantu mengatasi dampak psikologis dari revenge porn. Hal ini dapat membantu korban untuk merasa lebih aman dan terlindungi. Jaga privasi dalam membagikan informasi pribadi dan foto atau video intim di media sosial atau platform online lainnya. Hal ini dapat membantu mencegah terjadinya revenge porn di masa depan. 4-Memberi tahu orang terdekat tentang situasi yang dialaminya dan meminta bantuan mereka untuk mengatasi dampak psikologis dari revenge porn. 5-Memahami salah satu kejahatan pada media online harus kita pahami, agar dapat lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan melindungi diri dari revenge porn. Tetap waspada, jaga privasi, dan berbagi informasi ini untuk membantu mencegah penyebaran revenge porn. [ Red/Akt-01 ]   Penulis : Hanifa Nabilla Elansary mahasiswa Prodi Penerbitan (Jurnalistik) Politeknik Negeri Jakarta.

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler