Warga Jakarta Tak Mau Lagi Menilai Anies, Hanya Berharap Heru Lebih Baik

Senin 14-11-2022,22:04 WIB
Reporter : Aktual News
Editor : Aktual News

Foto : Kondisi Sungai/Kali di depan Kantor BPN di Pulogebang Jakarta Timur    Jakarta, AktualNews-Baik atau buruk kepemimpinan Anies Baswedan selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta hal itu sepenuhnya menjadi domein pemerintah bersama DPRD DKI untuk membuat penilaian atau memberi nilai, lagi pula sudah menjadi masa-lalu, yang penting pejabat yang sekarang menduduki jabatan itu seyogianya bisa lebih baik. Tidak usah capek-capek melakukan aksi-aksi atau langkah-langkah yang berbauh pencitraan karena warga Jakarta pada umumnya sudah cukup kritis menilai bobot kinerja seseorang pemimpin, yang penting adalah harus mampu menampilkan kreasi-kreasi baru dan inovatif yang secara konkrit menyentuh kepentingan warga. Demikian pendapat sejumlah warga Jakarta yang berhasil dihimpun media ini beberapa hari lalu ketika mencoba mendapatkan klarifikasi individual tentang kepemimpinan Anies Baswedan selama menjabat Gubernur DKI dan penunjukan Heru Budi Hartono sebagai Penjabat Gubernur. Anies menjabat Gubernur DKI Jakarta selama 5 (lima) tahun penuh sejak dilantik Presiden Jokowi hari Senin 16 Oktober 2017, didampingi Sandiaga Uno yang belakangan digantikan Achmad Riza Patria sebagai Wakil Gubernur hingga akhir masa jabatannya pada hari Minggu (16/10) lalu. Diikuti dari laman media sosial “twitter”, sebagian kalangan kelihatannya begitu mengelu-elukan kepemimpinan Anies sebagai seorang “pemimpin prestisius”, tetapi tak urung di balik itu, tidak sedikit pula nitizen warga Jakarta yang menyemati kepemimpinannya dengan citra buruk. Salah satu yang paling bikin heboh malah hingga sempat menjadi headline sejumlah media beberapa waktu lalu, antara lain Giring Nidji, Ketua Umum DPP PSI yang secara gamblang menyebut Anies sebagai “pembohong”. Ternyata, ketika menjaring komentar bebas warga Jakarta beberapa hari lalu pasca kepemimpinan Anies, walau pun tak cukup representatif mewakili kolektivitas namun rata-rata berpendapat sama. Kepemimpinan Anies hanya dianggap sudah menjadi ‘riwayat masa lalu’, yang penting kepemimpinn sekarang di bawah Penjabat Gubernur Heru Budi Hartono mesti lebih baik. Bermula ditanyakan pada Azis, warga Kramat Kenari Jakarta Pusat, dia buru-buru mengatakan : “Waduh, bagi saya itu sudah masa lalu Mas, bagian dari riwayat masa lalu Jakarta sebagai ibukota negara, yang tak ada gunanya lagi kalau hari-hari ini masih mau diperdebatkan. Menurut saya, yang jauh lebih penting menjadi perhatian kita warga Jakarta hari-hari ini adalah bagaimana Gubernur sekarang menunaikan tugasnya hingga bisa menampilkan citra pemerintahan yang jauh lebih baik dibanding kepemimpinan terdahulu”. Ditanyakan kira-kira seperti apa citra kepemimpinan lebih baik yang dia maksud, Azis mengatakan, praktisnya antara lain persoalan banjir mampu diatasi atau setidak-tidaknya kapasitas dan luas area bisa berkutang secara tahap demi tahap, begitu juga kebakaran yang masih paling sering terjadi di berbagai penjuru Jakarta, kemacetan lalu lintas belum banyak terurai. Datang pada Abdul Salam, warga Cipete Jakarta Selatan, dia berpendapat sama bahwa bila kita mempersoalkan kepemimpinan Anies sekarang sama artinya kita melangkah mundur karena etape itu sudah lewat sebagai bagian riwayat masa lalu kepemimpinan pemerintahan di Jakarta. Dia sempat mengemukakan penilaiannya dengan menempatkan Anies sebagai Gubernur yang gagal terutama dalam hal penanggulangan banjir dan kemacetan lalu-lintas angkutan orang dan barang, namun buru-buru dikatakannya lagi itu sudah lewat waktunya, yang penting Penjabat Gubernur yang sekarang pemimpin Pemerintahan Jakarta bisa menampilkan layanan publik yang lebih bermutu. Akses untuk mendapatkan pendidikan serta layanan kesehatan harus makin lebih mudah dijangkah oleh semua lapisan masyarakat Jakarta, banjir dan kebakaran harus mampu dikendalikan, sampah juga perlu diatur melalui sebuah sistem manajemen persampahan yang jauh lebih baik. Satu hal yang tak kalah penting, katanya, Penjabat Gubernur harus bisa mengembangkan kreasi-kreasi inovatif yang menjamin kondisi Jakarta tetap memberikan rasa nyaman atau bahkan bila perlu jauh lebih nyaman lagi bagi warganya jika tiba saatnya ibukota negara dipindahkan di Kalimantan. Apalagi, sambungnya, bila memperhatikan agenda Presiden Jokowi mengenai pemindahan ibukota negara ke Kalimantan dari pemberitaan media, kelihatan prosesinya tidak akan lama lagi, ini tentu butuh pemikiran konstruktif tentang bagaimana mempersiapkan kondisi ideal bagi warga Jakarta. Kondisi ideal itu, menurut dia, termasuk mempertahankan daya tarik Jakarta bagi warga daerah lain mau pun orang-orang asing sehingga tidak menimbulkan kesannya seakan-akan suatu kota atau daerah yang harus ditinggalkan. Sama juga halnya ketika ditanyakan pada La Marisa, yang sehari-harinya bekerja sebagai Staf pada salah satu Kantor Asosiasi Pengusaha Konstruksi di bilangan Paseban Jakarta Pusat. Dimintai komentarnya tentang kepemimpinan Anies selama memimpin pemerintahan di Jakarta dan  penunjukan Heru sebagai Penjabat Gubernur, La Marisa mengatakan : “Sebaiknya kita sekarang tidak usah lagi memperdebatkan kepemimpinan pak Anies karena waktunya juga sudah lewat, dan itu hanya buang-buang waktu secara sia-sia. Itu bisa-bisa hanya merentangkan bahan debat-kusir yang tidak bertepi, kecuali ada sesuatu kepentingan spesifik misalkan untuk suatu penelitian khusus. Hanya sebagai bagian dari warga yang saat ini bermukim di Jakarta saya berharap pak Heru mampu menampilkan citra dirinya sebagai sosok pemimpin pemerintahan yang jauh lebih baik”. Bagaimana tampilan sosok kepemimpinan yang lebih baik, paling tidak, menurut dia, adalah mampu menekan masalah-masalah krusial yang masih dihadapi oleh warga Jakarta sekarang atau masih sering terjadi, antara lain kemacetan lalu-lintas dan banjir hingga mencapai angka paling rendah atau mengalami penurunan secara signifikan. Datang pada Mukafi, warga Tanjung Priok Jakarta Utara, ternyata pendapatnya tak banyak beda dibanding ke-3 orang terdahulu, Azis, Abdul Salam dan La Marisa. Bukannya memberikan komentar menjawab pertanyaan, dia malah balik bertanya : “Mengapa baru mau ditanyakan atau mau dibahas sekarang bukan jauh sebelum tanggalkan jabatan padahal masa kepemimpinan Anies sudah lewat ?”. Mukafi berpendapat, penilaian mengenai baik atau buruknya kepemimpinan Anies selama menjabat Gubernur adalah domein Pemerintah Pusat bersama DPRD DKI Jakarta, lagi pula tahapan waktunya sudah lewat, maka yang perlu diberi perhatian sekarang adalah bagaimana Penjabat Gubernur Heru melakoni fungsi dan perannya berdasarkan wewenang yang diberikan UU.

Singkatnya, kata dia, kepemimpinan Heru diharapkan mampu menampilkan citra yang lebih baik. Masalah-masalah pelik seperti banjir dan kemacetan lalu-lintas sampai semrawut kepemilikan tanah harus diminimalisier begitu pula pelaksanaan fungsi layanan publik oleh Gubernur mau pun pejabat-pejabat daerah atau pimpinan unit dan sub-sub unit dalam tubuh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta jangan lagi ada yang dikeluhkan, sebagaimana yang terjadi pada masa kepemimpinen Anies. [ Red/Akt-13/Munir Achmad/
+62 813-8193-8737 ]
AktualNews  
Tags :
Kategori :

Terkait